Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementerian ESDM Dorong Kolaborasi Implementasi CCS/CCUS Menuju NZE 2060

Kementerian ESDM Dorong Kolaborasi Implementasi CCS/CCUS Menuju NZE 2060 Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas (migas). Di sisi lain, Pemerintah juga berupaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca untuk menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Mustafid Gunawan mengatakan, untuk mencapai target tersebut dan berkontribusi pada upaya dekarbonisasi global, Indonesia terus mendorong kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam mengimplementasikan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).

"Banyak forum internasional yang membahas upaya mencapai NZE juga menjadikan CCS dan CCUS sebagai key technology untuk mencapai target NZE tersebut,” ujar Mustafid dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (7/8/2023).

Baca Juga: Miliki Potensi Besar, Indonesia Wajib Berkompetisi Kembangkan CCS dan CCUS

Menurutnya, saat ini di Indonesia, terdapat 15 proyek CCS/CCUS yang semuanya masih dalam proses studi. Guna mendukung percepatan pengembangan CCS/CCUS, Kementerian ESDM memfasilitasi berbagai stakeholder yang ingin melaksanakan kegiatan CCS/CCUS di Indonesia dan membuka peluang kerja sama dengan berbagai negara. 

"Salah satu upaya di antaranya, dengan menerbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2 tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon, serta Penangkapan, Pemanfaatan, dan Penyimpanan Karbon pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi,” ungkapnya.

Selain itu, Pemerintah Indonesia saat ini sedang berupaya mengembangkan kerangka peraturan untuk mengatur mekanisme CCS dan CCUS lebih lanjut, termasuk untuk proyek yang berada di dalam dan di luar operasi migas.

"Pengembangan model bisnis CCS Hub yang baik sangat penting, mengingat sumber CO2 tidak hanya dari sektor migas saja, tapi juga bisa berasal dari lintas sektor, seperti pembangkit listrik, industri berat, petrokimia, semen, dan lain-lainnya,” ucapnya.

Lanjutnya, sinergi stakeholder dan kementerian/lembaga terkait dalam pengembangan teknologi, kebijakan, sumber pendanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM) sangat dibutuhkan dalam mendorong suksesnya kegiatan CCS/CCUS di Indonesia.

"Termasuk pengembangan infrastruktur dan teknologi dalam menghubungkan berbagai sumber CO2 ke berbagai lokasi injeksi di Indonesia, yang saat ini biayanya masih mahal,” ujarnya.

Baca Juga: Luhut Harap Hilirisasi Pertambangan Jangkau UMKM Lebih Luas

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: