Generasi Z (Gen Z), yang sedang memasuki ranah dunia kerja, perlu menyadari bahwa kondisi kerja saat ini mengalami perubahan signifikan dibandingkan sebelumnya. Perkembangan teknologi yang terus berlanjut dan dinamis telah mengubah cara interaksi Gen Z dalam lingkungan kerja.
Banyak orang memberikan label kepada Gen Z sebagai generasi yang sering kali memiliki tuntutan tinggi dan mengedepankan hak-hak mereka. Mereka juga dianggap sebagai generasi yang memiliki tingkat sensitivitas tinggi dan loyalitas rendah.
Oleh karena itu, untuk mengatasi perilaku Gen Z tersebut, Ferro Ferizka sebagai Direktur Eksekutif Pijar Foundation memiliki program untuk membantu Gen Z agar siap menghadapi dunia pekerjaan di masa mendatang.
Baca Juga: Gencarkan Anak Muda Menuju Ekonomi 2030, Pijar Foundation Beri Pesan ke Gen Z: Jangan Manja!
“Di Pijar Foundation kita punya program namanya Future Skills. Program itu kami membalikkan metode belajar yang ada dengan bawa perusahaan untuk mengajar di kampus, ini juga menggunakan program Kampus Merdeka sebagai title. Bedanya, yang kita ajarkan dari para industri ini menjadi kewajiban SKS,” jelas Ferro, dikutip dalam Youtube Dr Indrawan Nugroho, Rabu (9/8/2023).
Ferro melihat mentalitas dan intelektualitas anak muda Indonesia dalam belajar perlu ditingkatkan dengan cara memasukkannya lewat program Merdeka Belajar dan menjadikannya masuk ke dalam wajib SKS.
“Kita numpangin ke Kampus Merdeka karena motivasi anak Indonesia dalam belajar perlu ditingkatkan dengan cara mewajibkan di SKS mereka. Kalau ini mata kuliah yang kita bikin tidak jadi SKS, tidak ada yang mau pakai. Mereka bisa dapat nilai, pengalaman, dan bisa masuk ke transkrip,” ujarnya.
Hal itu cara agar mereka termotivasi dan tergerak untuk belajar menghadapi tantangan di masa depan. Ferro ingin menyadarkan bahwa dunia kerja tidak semudah Gen Z bayangkan. Ia akan terus mengoptimalkan potensi Gen Z dalam menghadapi tantangan dan peluang di masa depan melalui programnya.
“Tunjukkan ke mereka betapa mengerikannya masa depan dan betapa jauhnya gap pengetahuan yang mereka punya dengan apa yang dimiliki oleh dunia nyata. Kita sengaja nunjukin ke hadapan mereka bahwa dunia sudah sampai sejauh ini, dan kalian baru mau mulai. Kalau generasi mereka tidak bisa menutup gap ini, mereka tidak bisa jadi apa-apa,” tegas Ferro.
Lebih lanjut, Pijar Foundation mendorong Gen Z untuk menjadikan teknologi sebagai alat penunjang mereka berinovasi. Mereka dapat memanfaatkan platform daring untuk mengembangkan bisnis atau proyek kreatif mereka sendiri.
Selain teknologi, Pijar Foundation mempromosikan pembentukan nilai-nilai fundamental, seperti pemahaman, disiplin, tanggung jawab, dan etika kerja. Ini adalah fondasi yang penting untuk menciptakan individu yang memiliki integritas dalam dunia kerja. Dengan memadukan teknologi dengan nilai-nilai ini, Gen Z dapat menjadi tenaga kerja yang tidak hanya produktif, tetapi juga berkarakter.
“Ada teknologi dan ada fundamental, kedua itu harus dibentuk. Jangan sampai kita menjadi master dari tools, tetapi kita tidak memiliki pemahaman dari dasar-dasarnya. Jadi, kita harus melakukan beberapa tindakan dengan selain ngajarin dia fundamentalnya, ajarin dia penggunaan teknologinya, habis itu harus beri dia challenge, sehingga Gen Z bisa solving problems yang lebih kompleks,” pungkasnya.
Baca Juga: Preferensi Gen Z di Dunia Kerja: Pilih Perusahaan dengan Nilai dan Fleksibilitas
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement