- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Soal Dugaan Manipulasi Laporan Keuangan Wijaya Karya: Bagaimana Faktanya?
Berita kurang sedap tengah menghantam salah satu anggota BUMN Karya. Beberapa waktu lalu, nama PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tengah menjadi sorotan publik karena perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi itu dituduh melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan selama beberapa periode. Tuduhan tersebut menggiring perusahaan pelat merah itu ke proses penyelidikan yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Lantas, sebenarnya bagaimana awal mula perkaranya dan bagaimana tanggapan Wijaya Karya atas tuduhan yang dilayangkan kepadanya? Untuk informasi selengkapnya, silakan simak informasi yang sudah diolah oleh Tim Redaksi Warta Ekonomi dari berbagai sumber ini.
Baca Juga: Begini Performa Emiten BUMN Karya pada Semester Pertama 2023
Awal Mula Perkara
Dugaan pemalsuan laporan keuangan yang dilakukan Wijaya Karya pertama kali disuarakan oleh Wakil Menteri BUMN I, Kartika Wirjoatmodjo, dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI bersama Kementerian BUMN pada bulan Juni 2023 silam. Ia menyebut bahwa laporan keuangan beberapa BUMN Karya, seperti Wijaya Karya, tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.
“Artinya, dilaporkan seolah-olah untung bertahun-tahun padahal cash flow-nya tidak pernah positif,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Selain itu, sosok yang akrab disapa Tiko tersebut juga menyampaikan bahwa dalam rapat Direksi Wijaya Karya, para pemimpinnya lebih senang membahas progress konstruksi daripada profitabilitas perusahaan. Arus kas, piutang, dan keuntungan proyek hampir tidak pernah dibicarakan sehingga meskipun proyeknya tuntas, mayoritas pekerjaan hanya menimbulkan kerugian.
“Proyek jadi semua, tapi 80% rugi karena rapat direksi tidak pernah membahas profitabilitas dari setiap proyek. Jadi, ini hati-hati karena kita ada bias kita yang bisa meng-hijack. Kalau senangnya safety, ngomongnya safety terus,” tutur Tiko.
Baca Juga: Jaga Nama Baik BUMN, Erick: Apa yang Beredar di Media Sosial Perlu Dikontrol
Tanggapan Wijaya Karya
Komisaris Utama Wijaya Karya, Jarot Widyoko, mengatakan bahwa perusahaan yang dipimpinnya sedang menjalani pemeriksaan dari tiga lembaga berbeda, termasuk BPKP dan pihak internasional. Jarot menyebut, dirinya dan segenap jajaran direksi sangat mendukung proses yang sedang berjalan supaya akar permasalahannya bisa segera ditemukan.
Menurut Jarot, sebenarnya performa perusahaan dalam beberapa waktu terakhir ini tergolong bagus. Hanya saja, untuk menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik dan teratur, Wijaya Karya perlu melakukan pembenahan dan memberikan perhatian khusus pada alur keuangan perusahaan.
"Progress selama ini terpantau bagus. Dalam arti, hanya memang cash flow-nya. Nanti saya setuju, biar nanti yang memotret, yang menyampaikan, adalah pemeriksa. Kami siap dievaluasi," tandasnya beberapa waktu lalu.
Tidak hanya Jarot, pada 2 Agustus 2023 lalu, pihak Wijaya Karya juga merilis keterangan tertulis terkait pemberitaan di media massa yang mengutip pernyataan Wakil Menteri BUMN I perihal topik bahasan dalam rapat direksi. Dalam keterangan tersebut, Wijaya Karya mengaku seluruh jajaran manajemen sudah mengimplementasikan tata kelola perusahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Selain itu, Wijaya Karya juga menjabarkan beberapa langkah yang akan diterapkan untuk meningkatkan profitabilitas dan kinerja perusahaan. Langkah tersebut mencakup refocusing portofolio bisnis, penguatan tata kelola Wijaya Karya, melakukan upaya percepatan penagihan piutang, penerapan Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis platform SAP, penerapan Building Information Modelling (BIM), dan efisiensi biaya usaha.
Kinerja Keuangan Wijaya Karya pada Semester Pertama Tahun 2023
Berdasarkan laporan keuangan yang sudah dipublikasikan oleh Wijaya Karya pada 7 Agustus 2023 lalu, diketahui bahwa perusahaan milik negara itu menderita kerugian sebesar Rp1,88 triliun pada paruh pertama tahun 2023. Tak tanggung-tanggung, jika dibandingkan dengan kerugian yang harus ditanggung perusahaan pada periode yang sama di tahun sebelumnya, terlihat ada peroketan sebesar 14.369%.
Baca Juga: Laba Adhi Karya Melambung 21,30% pada Semester Pertama 2023
Sementara itu, perihal pendapatan, Wijaya Karya justru membukukan kenaikan sebesar 28,81% menjadi Rp9,25 triliun. Kendati demikian, merujuk dari sumber yang sama, dikabarkan bahwa perusahaan itu masih harus terbebani dengan utang senilai Rp56,70 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Advertisement