Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gerindra: Prabowo Subianto Jadi Presiden Jika Tak Ada Kejadian Luar Biasa

Gerindra: Prabowo Subianto Jadi Presiden Jika Tak Ada Kejadian Luar Biasa Habiburokhman | Kredit Foto: Twitter/Habiburokhman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, meyakini Prabowo Subianto dapat dipastikan menang jika tidak ada kejadian luar biasa pada saat Pilpres 2024 berlangsung nanti.

Hal itu diungkapkannya berdasarkan hasil lembaga survei dinilainya terpercaya. Habiburokhman mengibaratkan posisi Prabowo Subianto dalam permainan sepak bola, di mana keunggulan mesti tetap jiga dengan sangat hati-hati.

Baca Juga: Raih Sinyal Dukungan Jokowi, Kans Menang Prabowo di Pilpres 2024 Kian Besar

"Misalnya kayak main bola, sudah menang jangan sampai kebobolan. Kan banyak lembaga survei mengatakan, kalau tidak ada kejadian luar biasa, Pak Prabowo jadi presiden," kata Habiburokhman dalam paparannya di Pembekalan Materi dan Konsolidasi Relawan Prabowo yang digelar secara virtual, Kamis (10/8/2023).

Habiburokhman juga menyebut posisi Prabowo Subianto saat ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Pilpres 2014-2019. Pasalnya, pada saat Pilpres 2014-2019, Partai Gerindra berada di luar kekuasaan dan dicap sebagai kandidat undergod.

"Saat itu kita underdog, dan ada di luar kekuasaan sehingga walaupun kita menang, kadang-kadang sulit sekali memastikan kemenangan itu benar-benar terwujud di atas kertas atau menjadi kemenangan konkret di hasil penghitungan KPU," paparnya.

Dengan mengambil peran dalam pemerintahan, Habiburokhman mengakui posisi Partai Gerindra jauh lebih baik. Dengan posisi itu, dia menilai Prabowo Subianto tidak akan mengalami gangguan dari para pemangku kekuasaan.

Baca Juga: SMRC: Yang Menilai Ekonomi Membaik Pilih PDIP, Sebaliknya, yang Negatif Pilih Gerindra

Oleh karenanya, Habiburokhman meminta para relawan agar berkampanye dengan nada-nada positif. Dia menilai para relawan tak perlu agresif menyerang dengan menebar fitnah untuk menjatuhkan lawan.

"Cukup kita menyebarkan narasi-narasi positif, narasi bahwa kita adalah penengah, narasi bahwasannya kita mengayomi semua elemen bangsa, termasuk dua kompetitor kita kubu G (Ganjar Pranowo) dan kubu A (Anies Baswedan)," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: