Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenaikan Harga Bawang Putih: Sebab dan Solusinya

Kenaikan Harga Bawang Putih: Sebab dan Solusinya Kredit Foto: Antara/Zabur Karuru
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tingkat konsumsi dan produksi dalam negeri, harga di pasar global, serta prosedur impor yang bebelit berada di balik terus naiknya harga bawang putih di tahun ini. Dengan demikian, diperlukan langkah kebijakan nyata untuk mengatasinya.

“Kenaikan ini sudah terjadi sejak Januari dan berlangsung hingga Juli 2023. Ada beberapa hal di balik kenaikan ini dan pemerintah perlu mengambil beberapa kebijakan untuk mengatasinya, termasuk memasukkannya ke daftar komoditas yang diatur dalam Neraca Komoditas,” ujar Hasran, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS).

Bila bawang putih menjadi produk yang diatur di dalam Neraca Komoditas, sistem ini akan dapat memangkas persyaratan teknis dan administrasi sehingga penerbitan persetujuan impor dapat dipercepat dan sebagai akibatnya impor dapat memenuhi kekosongan pasokan tepat waktu.

Data PIHPS menunjukkan bahwa bawang putih di pasar tradisional di seluruh Indonesia rata-rata dijual pada harga Rp42.500 per kg. Harga pada bulan Juli 2023 ini naik sebesar 7,73% dibandingkan harga bulan sebelumnya dan 44,80% lebih tinggi dari Juli 2022.

Baca Juga: Antisipasi El Nino, Menteri Pertanian Naikkan Indeks Pertanaman di Sumut

Kenaikan konsumsi bawang putih yang diperkirakan oleh Kementerian Pertanian mencapai rerata 1,38% per tahun tidak dibarengi dengan kenaikan produksi dalam negeri yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS), malah menurun dari 88.816 ton tahun 2019 menjadi 30.582 ton di 2022.

Tren penurunan ini akan terus berlanjut bahkan hingga tahun 2023 seiring terjadinya penyempitan lahan tanam oleh petani. Banyak petani bawang putih dalam negeri yang berpindah dari menanman bawang putih ke tanaman lain yang lebih produktif. 

Karena 95% kebutuhan domestik akan bawang putih dipenuhi oleh impor, naiknya harga bawang putih di pasar internasional, otomatis Indonesia akan merasakan dampaknya. Tiongkok, negara yang memasok 85,58% dari bawang putih yang diimpor Indonesia, melaporkan adanya kenaikan harga bawang putih disana yang disebabkan oleh musim hujan berkepanjangan. 

Terlambatnya realisasi impor juga turut mempengaruhi harga dalam beberapa bulan terakhir. Per Juli 2023, pemerintah telah mengeluarkan persetujuan impor (PI) untuk mengimpor bawang putih sebanyak 270.000 ton namun hingga juli 2023, realisasinya baru sekitar 171.500 ton.

Peningkatkan peran importir swasta dalam pengendalian harga bawang putih akan mampu mepercepat proses impor karena waktunya disesuaikan dengan permintaan pasar. Pemerintah juga sebaiknya mengevaluasi kebijakan wajib tanam yang selain belum membuahkan hasil yang diharapkan tetapi juga membemhbani swasta, dan memberikan akses modal yang lebih mudah kepada petani bawang putih. 

Baca Juga: ICP Juli 2023 Naik, Ini Penyebabnya

Sebagai alternatif, upaya untuk meningkatkan produksi bawang putih lokal bisa dilakukan melalui peningkatan produktivitas serta akses terhadap modal produksi. Hal ini akan menguntungkan produsen bawang putih lokal dalam jangka panjang serta mengatasi masalah keterbatasan lahan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: