Keamanan Data Jadi Salah Satu Alasan Orang Indonesia Berobat di Luar Negeri
Semakin berkembangnya dunia medis dan teknologi informasi, isu privasi data pasien menjadi semakin penting dalam perawatan kesehatan. Di Indonesia, isu ini telah menjadi salah satu faktor yang memengaruhi keputusan banyak orang untuk mencari perawatan medis di luar negeri.
Privasi data pasien menjadi dorongan kuat bagi individu untuk mencari lingkungan medis yang memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap informasi pribadi mereka.
Saat seseorang mencari perawatan medis, informasi pribadi seperti riwayat medis, hasil tes, dan diagnosis harus dikumpulkan dan dibagikan dengan dokter dan tenaga medis. Keamanan data ini menjadi sangat penting karena berisi informasi yang sifatnya pribadi dan sensitif.
Baca Juga: Aplikasi Preventive Health Fita Dorong Perubahan Gaya Hidup Sehat di Indonesia
Jessy Abdurrahman, Founder dan CEO Zi.Care, mengatakan saat ini rumah sakit dan manajemen kesehatan sudah khawatir tentang privasi. Namun, masih ada beberapa rumah sakit yang belum memikirkan data privasi pasiennya. Fenomena kontradiktif tersebut masih menjadi kekhawatiran masyarakat untuk berobat di rumah sakit Indonesia.
“Jadi sekarang tiba-tiba rumah sakit dan manajemen khawatir tentang privasi, menurut saya itu agak berlawanan dengan kasus salah satu rumah sakit di Jakarta. Di depan rumah sakit itu ada jual gorengan, dan berapa kali ditemukan bungkus gorengannya adalah rekam medis aktif. Di kertas itu bisa kelihatan nama pasiennya, alamatnya, dan penyakitnya,” jelas Jessy, dikutip dari kanal Youtube Gita Wirjawan pada Senin (14/8/2023).
Ketidakpercayaan terhadap sistem internal kesehatan di Indonesia juga menjadi alasan banyak orang memilih perawatan di luar negeri. Beberapa orang mungkin ragu bahwa data mereka akan disimpan dengan benar dan diakses oleh pihak yang berwenang saja.
Kekhawatiran tentang kemungkinan pelanggaran privasi atau penyalahgunaan data juga dapat mendorong mereka untuk mencari perawatan di tempat dengan sistem yang lebih transparan dan dapat diandalkan.
“Memang di sini belum ada transparansi yang membuat quality control-nya kita itu jelek banget. Itu yang akhirnya pasien kita lari (keluar negeri). Kalau kita punya duit, mendingan kita cari yang lebih. Masa nyawa mau kita main-mainin,” tuturnya.
Menurutnya, faktor privasi data pasien yang memengaruhi keputusan untuk mencari perawatan di luar negeri memiliki implikasi yang lebih luas. Hal ini dapat diasumsikan bahwa sistem kesehatan dalam negeri perlu memperkuat kebijakan dan infrastruktur yang mendukung keamanan data pasien.
“Pelatihan dan kesadaran terhadap pentingnya privasi data juga harus ditingkatkan di kalangan tenaga medis dan penyedia layanan kesehatan,” pungkasnya.
Baca Juga: Kebocoran Data Marak di Indonesia, Pendiri CDP: Perusahaanlah yang Harus Siap...
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement