Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terapkan Hal Ini Jika Ingin Raih Kesuksesan sebagai Investor di Pasar Modal

Terapkan Hal Ini Jika Ingin Raih Kesuksesan sebagai Investor di Pasar Modal Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menjadi seorang investor yang sukses di pasar modal bukanlah hal yang instan. Dibutuhkan dedikasi, pendidikan, dan tekad yang kuat untuk mengatasi tantangan yang ada. Di tengah dinamika pasar yang berubah-ubah, ada beberapa kunci utama yang perlu dipegang erat untuk meraih kesuksesan sebagai investor.

Lukas Setia Atmaja, Investor dan Dosen Investasi sekaligus Kepala Departemen Keuangan di Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya, mengungkapkan bahwa memiliki pengetahuan yang memadai adalah hal yang penting dalam berinvestasi di pasar modal. 

“Tentu saja harus siap untuk belajar tentang instrumen investasi yang beragam, seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain sebagainya. Tahu cara membaca laporan keuangan perusahaan serta memahami faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan harga saham,” jelas Lukas, dikutip dari kanal Youtube Syailendra Capital pada Minggu (20/08/2023). Baca Juga: IHSG Bakal Terbang ke Level 7.700 Karena Pasar Saham Makin Atraktif, Ini Sektor yang Jadi Incaran

Menurutnya, pengetahuan adalah fondasi utama dalam dunia investasi. Pengetahuan konsep dasar pasar modal dapat diperoleh dari mana saja, terutama pendidikan formal.

“Kalau kita bicara knowledge, ini bisa didapatkan dari masa muda dan dari berbagai macam sumber, bisa formal atau informal. Kalau secara formal memang dari dunia pendidikan itu korelasi antara pendidikan katakanlah tentang pasar modal dengan literasi keuangan itu kuat sekali. Artinya ketika seseorang didik secara formal, dia akan dapat knowledge tentang literasi keuangan,” lanjut Lukas.

Selain itu, pengetahuan konsep dasar pasar modal juga ditemukan dalam pendidikan informal. Pendekatan pendidikan informal dalam investasi mengutamakan pembelajaran yang fleksibel, mandiri, dan adaptif. 

“Bukan berarti orang yang tidak sekolah formal, tidak bisa jadi investor yang sukses. Kita ambil contoh misalnya Pak Lo Kheng Hong, beliau S1-nya Sastra Inggris bukan keuangan. Tapi beliau belajar otodidak, ia bekerja kerja di Bank dan belajar sendiri, artinya bahwa secara informal juga bisa mendapatkan knowledge itu,” terangnya.

Kesuksesan sebagai investor tidak hanya bergantung pada keberuntungan, tetapi juga pada keterampilan. Menguasai analisis fundamental dan teknikal adalah penting untuk membantu dalam memilih saham atau instrumen investasi lainnya dengan bijaksana.

“Keterampilan ini membantu seseorang mengenali potensi pertumbuhan, menilai risiko, dan mengambil keputusan investasi yang lebih terinformasi,” imbuhnya. 

Lebih lanjut, Lukas menegaskan bahwa praktik terus menerus akan membantu dalam memahami lebih dalam bagaimana strategi dan keputusan investasi seseorang berdampak serta menambah keterampilan di pasar modal. Baca Juga: Jaga Perekonomian, OJK Sebut Pembiayaan UMKM dan Pasar Modal Harus Dikembangkan

“Kita tahu bahwa skill itu tidak akan muncul kalau dia tidak praktekkan. Jam terbang sangat penting untuk membentuk sebuah keterampilan dalam berinvestasi. Setelah memahami dasar-dasar, jangan ragu untuk mempraktikkan investasi. Memulai dengan jumlah kecil sebagai ujicoba adalah langkah bijak,” tegasnya.

Tak hanya pengetahuan dan keterampilan saja, seseorang perlu memiliki kebijaksanaan dalam berinvestasi. Ini melibatkan kemampuan untuk memahami konteks ekonomi, politik, dan sosial yang dapat memengaruhi pasar.

“Sebagai investor kita butuh yang namanya jam terbang agar skill-nya terbentuk, tapi belum tentu wisdom kita terbentuk. Wisdom atau kebijaksanaan ini takes time, jadi harus ada continuous improvement. Kebijaksanaan berarti tidak hanya melihat data, tetapi juga merasakan pola dan tren yang mungkin tidak terlihat bagi orang lain,” ucap Lukas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: