Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Parpol Pemerintah Mulai Saling Serang, Jokowi Kasih Teguran 'Jaga Soliditas'

Parpol Pemerintah Mulai Saling Serang, Jokowi Kasih Teguran 'Jaga Soliditas' Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka Sidang Umum Ke-44 ASEAN Interparlementary Assembly (AIPA) di Jakarta, Senin (7/8/2023). Sidang Umum ke-44 AIPA dihadiri ketua parlemen dari sembilan negara ASEAN, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam serta 18 negara peninjau, AIPA akan mengangkat kembali isu Lima Poin Kesepakatan ASEAN (Five-point Consensus?ASEAN) untuk mengakhiri konflik di Myanmar, diselenggarakan pada tanggal 7 - 11 Agustus di Jakarta. | Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai punya kepentingan untuk menjaga soliditas partai pengusung jelang berakhirnya masa jabatan presiden. Pasalnya, jelang Pilpres 2024, mulai muncul serangan antarparpol pendukung pemerintah.

Pengamat politik Burhanudin Muhtadi menilai, serangan antarparpol pendukung pemerintah muncul karena adanya perbedaan arah dukungan kepada calon presiden (capres). Diketahui, dukungan parpol pendukung pemerintah kini mengarah kepada Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Baca Juga: Sentil 'Repot Kawan Sendiri Mulai Panas', Jokowi Semprit PDIP?

"Yang pasti kita harus mulai membiasakan diri munculnya perbedaan antarpartai pendukung pemerintah jelang 2024. Mengharapkan keseragaman politik antartujuh partai pendukung pemerintah mustahil," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik itu, dikutip dari YouTube KompasTV, Senin (21/8/2023).

Belum lama ini, muncul kritikan dari PDIP terhadap program Food Estate yang salah satunya menjadi tanggung jawab Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Meski mengarah kepada menteri yang dinilai tidak menjalankan mandat presiden dengan baik, kritikan terhadap program pemerintah juga akan mengarah kepada Jokowi sebagi kepala pemerintahan.

"Dalam konteks politik, PDIP ingin mengarahkan sasaran tembaknya bukan kepada pemerintah Pak Jokowi. Namun, karena serangannya ke Pak Prabowo dan Pak Prabowo bagian dari pemerintah, pemerintah dianggap jadi bagian kegagalan kalau betul Food Estate itu adalah kegagalan," katanya.

"Sangat menarik karena partai pemerintah tadinya sangat solid, sekarang paling tidak jelang 2024, untuk kepentingan elektoral, muncul kritik terbuka yang disampaikan oleh sesama anggota koalisi pemerintah," terang Burhanudin melanjutkan.

Jelang 2024, dia mengingatkan, publik akan makin sering mendapati pertarungan yang merepresentasikan kepentingan elektoral. Namun, Presiden Jokowi jelas punya kepentingan untuk menjaga soliditas parpol pendukung pemerintah.

"Karena kalau serangannya makin frontal, itu akan mengganggu agenda pemerintah jelang berakhirnya masa jabatan presiden," tandasnya.

Sebelumnya, dalam pidatonya di Rakernas DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia atau GAMKI di Lapangan Benteng, Kota Medan, Sabtu (19/8), Presiden Jokowi menyebut bahwa situasi di tahun politik mulai memanas.

"Situasi di tahun politik ini sudah mulai hangat-hangat kuku. Sudah mulai cenderung menghangat, agak memanas, tapi belum panas. Repotnya, yang sudah panas itu justru antarkawan sendiri, sudah mulai saling panas-memanasi," kata Jokowi, dikutip dari ANTARA.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Puri Mei Setyaningrum
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: