Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Saling Sikut' Jelang Pilpres, Jokowi Diminta Rajin Kumpulkan Ketum Parpol Termasuk Kubu Anies

'Saling Sikut' Jelang Pilpres, Jokowi Diminta Rajin Kumpulkan Ketum Parpol Termasuk Kubu Anies Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanudin Muhtadi, menyoroti pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kondisi politik jelang Pilpres 2024 yang mulai memanas.

Dalam Rakernas DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia atau GAMKI di Lapangan Benteng, Kota Medan, Sabtu (19/8), Jokowi menyebut bahwa hubungan yang mulai panas itu bahkan terjadi antarkawan sendiri.

Baca Juga: Parpol Pemerintah Mulai Saling Serang, Jokowi Kasih Teguran 'Jaga Soliditas'

"Pesan Presiden Jokowi secara normatif dapat dimaknai bahwa Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan mengajak semua pihak untuk menurunkan tensi persaingan jelang 2024," jelasnya, dikutip dari YouTube KompasTV, Senin (21/8/2023).

Sebagaimana diketahui, parpol pemerintah kini mulai terbagi arah dukungannya kepada dua calon presiden (capres), yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Bahkan, belum lama ini, PDIP mulai mengkritik program Food Estate yang menjadi tanggung jawab Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

"Di saat yang sama, 4 parpol pendukung pemerintah, mesti dengan bahasa yang halus, melempar sindiran kepada PDIP dengan mengatakan koalisi PDIP kurang egaliter, arogan," katanya menjelaskan.

Meski telah memberikan teguran, Burhanudin menyebut tak ada kepastian bahwa saling serang parpol pemerintahan akan berhenti. Pasalnya, saling serang yang terjadi dilakukan demi mendapat efek elektoral di Pilpres 2024.

"Di antara 3 capres teratas, Ganjar dan Prabowo sama-sama dari partai pendukung pemerintah. Jadi, kalau kemudian selisihnya tipis, suka tidak suka, serangannya, kampanyenya bukan hanya serangan positif, tapi juga negative campaign. Negative campaign itu boleh, yang tidak boleh black campaign. Saling buka kekurangan, aib lawan, secara teknokratik itu boleh," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Puri Mei Setyaningrum
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: