Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kaspersky Peringatkan Orang Tua di Indonesia terhadap 3 Ancaman Utama bagi Anak Usia Sekolah

Kaspersky Peringatkan Orang Tua di Indonesia terhadap 3 Ancaman Utama bagi Anak Usia Sekolah Kredit Foto: Kaspersky

1. Berkomunikasi secara rutin dengan anak-anak

Dalam sebuah studi global yang dilakukan Kaspersky, terdapat 8.793 orang tua dari anak-anak berusia antara 7 dan 12 tahun, 58% orang tua mengaku menghabiskan total kurang dari 30 menit, sepanjang masa kecil anak-anak mereka, berbicara tentang keamanan internet. Hanya 11% mengatakan mereka telah menghabiskan lebih dari dua jam berbicara dengan anak-anak mereka tentang bahaya di dalamnya.

Psikolog Emma Kenny merekomendasikan untuk menghabiskan 10 menit setiap hari sebelum tidur untuk mendiskusikan hari anak Anda, termasuk aktivitas online mereka. Minta anak-anak untuk berbagi tentang hal positif dan negatif yang mereka temui secara online. Ini dapat berkontribusi pada pendekatan cybersmart atau kecerdasan siber dan menormalkan percakapan tentang perlindungan internet.

2. Mengedukasi diri sendiri dan anak-anak Anda

Luangkan waktu untuk membaca tentang tren, game, dan saluran yang muncul untuk memahami bagaimana pengaruhnya terhadap aktivitas online anak Anda. Diskusikan teknologi dan potensi bahayanya dengan mereka. Bahkan jika itu berarti Anda harus bermain dan meminta mereka membantu membuat akun media sosial.

Dengan menunjukkan bahwa Anda mempercayai mereka sebagai guru, rasa saling percaya itu akan semakin terbangun. Edukasi mereka tentang hal-hal yang Anda dengar atau lihat terkait ancaman siber atau pelanggaran keamanan.

3. Membangun suasana keterbukaan dan kenyamanan

Situasi yang ideal adalah Anda sadar jika ada sesuatu yang membuat mereka merasa tidak nyaman, terancam, atau tidak bahagia. Atasi cyberbullying seperti yang Anda lakukan dengan perundungan di kehidupan nyata, yakni dorong mereka untuk terbuka dan berbicara dengan orang dewasa terpercaya (sebaiknya orang tua) jika mereka pernah menerima pesan yang mengancam atau tidak pantas.

4. Menetapkan batasan

Menetapkan aturan dasar yang jelas dan sesuai usia tentang apa yang dapat diterima dan apa yang tidak boleh mereka lakukan secara online. Jelaskan alasan peraturan ini diberlakukan dan konsekuensi pergi ke tempat yang tidak seharusnya atau menggunakan teknologi seperlunya. 

Contohnya, berbagi foto secara online yang tetap ada di internet selamanya dan mungkin berdampak saat mereka dewasa dan bekerja dalam karier yang penting.

5. Menggunakan sumber daya yang tersedia untuk Anda

Orang tua tidak pernah dapat mengarahkan anak-anaknya 24/7 untuk memantau aktivitas mereka secara online. Maka langkah cerdasnya adalah menggunakan perangkat lunak kontrol orang tua yang andal, mulai dari durasi dan waktu mereka dapat menghabiskan waktu online, konten yang harus diblokir, atau jenis aktivitas yang harus diblokir (ruang obrolan, forum, dan seterusnya).

Filter kontrol orang tua dapat dikonfirgurasi untuk profil komputer yang berbeda, sehingga memungkinkan Anda menyesuaikan filter untuk anak yang berbeda.

Jika Anda telah membeli smartphone atau ponsel cerdas untuk anak, Anda dapat memiliki opsi untuk melindungi perangkat anak seperti Safe Kids untuk perangkat iOS dan Android, yang dimuat di Kaspersky Premium. Teknologi ini dapat menjadi perlindungan tingkat kedua untuk anak-anak dari gangguan yang tidak diinginkan, konten tidak pantas, atau bahkan menemukan ponsel yang hilang atau dicuri.

Baca juga: Apa Itu Prank?

6. Meminta bantuan 

Jika terdapat situasi yang tampak di luar kendali, mintalah bantuan orang sekitar. Ingatlah bahwa penegak hukum setempat dapat membantu untuk melindungi Anda.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: