Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pelajar Harus Miliki Kompetensi Literasi Digital Terkait Etika Berinternet

Pelajar Harus Miliki Kompetensi Literasi Digital Terkait Etika Berinternet Kredit Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Warta Ekonomi, Bima -

Interaksi dan komunikasi dengan beragam latar belakang kultur di dunia digital memunculkan standar baru tentang etika. Partisipasi dan kolaborasi dengan banyak orang membutuhkan etika. Apa pun aktivitas digital – di ruang digital dan menggunakan media digital – memerlukan etika digital.

"Pelajar harus memiliki kompetensi literasi digital terkait etika berinternet (netiket), saat berada di dunia maya. Kompetensi itu meliputi mengakses, menyeleksi, menganalisis, memahami, produksi dan mendistribusikan informasi, memverifikasi pesan, serta berpartisipasi membangun relasi dan berkolaborasi data dan informasi yang aman dan nyaman," ujar Supratman. 

Baca Juga: Lewat DEFA, Airlangga Pede Ekonomi Digital ASEAN Meroket Jadi US$2 Triliun pada 2030

Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima itu menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital yang dihelat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk komunitas pendidikan di Kota Bima, Kamis (24/8/2023).

Selain Supratman, webinar yang mengusung tema "Etika Pelajar di Dunia Digital", itu juga menghadirkan dua narasumber lain, yakni Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Dikpora Kota Bima Muhammad Humaidin, influencer Inta Oceania, dan Pingkan Maukar selaku moderator.

Supratman menegaskan etika pelajar di ruang digital harus memahami ruang lingkup etika, yakni kesadaran, integritas, tanggung jawab, dan kebajikan. Selain itu, pelajar seyogianya juga tidak mengirim email berupa spam, surat berantai, surat promosi dan surat lainnya yang tidak berhubungan dengan mailing list, serta menghargai hak cipta dan privasi orang lain.

"Lakukan sesuatu di dunia digital dengan sadar dan memiliki tujuan, bersikap jujur dan hindari plagiasi dan manipulasi, mau menanggung konsekuensi atas perilakunya, dan melakukan hal-hal yang bernilai kemanfaatan, kemanusiaan, dan kebaikan," jelas Supratman dalam diskusi virtual yang diikuti sejumlah pelajar di berbagai sekolah menengah Kota Bima itu.

Dari perspektif kecakapan digital, Muhammad Humaidin menjelaskan pentingnya pemahaman lanskap digital kepada para siswa. Kemampuan itu meliputi pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras, serta mengoperasikan perangkat lunak beserta aplikasinya.

"Mengetahui dan memahami fungsi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam mengakses dunia digital. Pengetahuan dasar sistem operasi, aplikasi, dan sistem internet," jelas Muhammad Humaidin.

Sementara musisi sekaligus influencer Inta Oceannia mengatakan, selain menjaga etika, pelajar hendaknya perlu bersikap waspada dan berhati-hati saat berada di ruang digital. Menurut laporan dari Digital Quotient Institute (2020), anak-anak menghadapi berbagai risiko ketika mengakses dunia digital, yang disebut cyber-pandemic

"Secara umum, 60 persen anak-anak yang mengakses dunia digital, terpapar ke berbagai risiko dunia digital. Risiko-risiko yang dimiliki anak-anak antara lain perundungan siber (45 persen), rusaknya nama baik atau reputasi (39 persen), terpapar muatan seksual dan kekerasan (29 persen), ancaman siber (28 persen), menjalin interaksi yang tidak aman (17 persen), gangguan gaming (13 persen), dan gangguan media sosial (7persen)," rinci Inta Oceannia.

Webinar untuk komunitas pendidikan kali ini, diikuti secara nobar oleh sejumlah siswa di Kota Bima. Di antaranya, siswa dari SMPN 1, SMPN 4, SMPN 5, SMPN 7, SMPN 10, SMPN 11, SMPN 13, SMPN 14, SMP IT Imam Syafi’i, SMP IT Marul Qur’an, SMP IT Laskar Pelangi Kota Bima.

Sekadar catatan, webinar literasi digital di lingkungan komunitas merupakan salah satu upaya Kemenkominfo untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD).

"Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024," tambah Kemenkominfo.

Baca Juga: KemenKopUKM Gandeng US-ABC Hingga IWAPI Akselerasi Digitalisasi UMKM

Program #literasidigitalkominfo tersebut, tahun ini mulai dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 18 mitra jejaring, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.

Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: