Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

UMKM Perlu Akses Pendanaan dan Teknologi untuk Percepat Transisi Energi

UMKM Perlu Akses Pendanaan dan Teknologi untuk Percepat Transisi Energi Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Senior Vice President Research & Technology Innovation, Pertamina, Oki Muraza mrngatakan, proses transisi energi di Indonesia harus melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memiliki porsi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Untuk itu, perlu ada akses terhadap pendanaan dan teknologi agar UMKM dapat maksimal menjalankan perannya sebagai penyedia kebutuhan masyarakat dan lapangan pekerjaan agar masyarakat pedesaan bisa meningkatkan pendapatannya.

Oki menilai pentingnya keterlibatan UMKM dalam transisi energi karena Indonesia memerlukan peran masyarakat dalam penyediaan bahan baku yang dibutuhkan untuk pengembangan energy low carbon.

Baca Juga: BPH Migas Resmikan 29 Penyalur BBM Satu Harga, Jangkau Masyarakat di Wilayah 3T 

Sehingga, dalam proses itu ada job creation yang bisa dinikmati oleh masyarakat dan pada saat yang sama korporasi juga mendapatkan manfaat dari karbon kreditnya.

“Tantangannya adalah akses terhadap capital atau pendanaan dan akses terhadap teknologi kepada UMKM agar mereka dapat maksimal memainkan perannya dalam transisi energi dengan memberikan keuntungan kepada masyarakat dan korporasi,” ujar Oki dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (25/8/2023).

Oki mengatakan, sebagai negara berkembang yang memiliki banyak sumber daya alam yang berlimpah di dalam negeri, Indonesia mendorong agar negara maju dapat memberikan arus pendanaan ke negara berkembang agar mereka bisa mengembangkan teknologi dan implementasinya dengan bantuan dari negara-negara maju yang memiliki dana.

“Saat ini dunia memiliki gap dalam perekonomian antara negara sangat maju dengan negara berkembang. Negara sangat maju GDP per kapitanya sudah di atas US$50.000, tetapi ada juga negara-negara berkembang seperti Indonesia yang GDP per kapitanya masih di bawah US$5.000 per kapita. Jadi, kita mengharapkan capital flow ini sebagai bentuk dari amanat CBDR atau Common but Differentiated Responsibilities,” ujarnya. 

Menurutnya, dengan melibatkan UMKM dalam transisi energi, Indonesia ingin menggabungkan bantuan dari internasional, di mana di situ ada lapangan pekerjaan untuk masyarakat dan juga keuntungan perusahaan dalam upaya mempercepat transisi energi.

“Harapannya, transisi energi di Indonesia dapat menjadi role model bagaimana keterlibatan masyarakat dan juga membuka lapangan pekerjaan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di pelosok dan bagaimana juga transisi energi bisa berjalan dengan Nature-Based Solutions,” ucapnya.

Baca Juga: Eksekusi Transisi Energi ASEAN Butuh Dana US$29,4 Triliun hingga 2050

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: