Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tajam! Robert Kiyosaki Ungkap Fakta yang Sebenarnya soal Amerika: Mereka Bangkrut!

Tajam! Robert Kiyosaki Ungkap Fakta yang Sebenarnya soal Amerika: Mereka Bangkrut! Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasar saham AS menunjukkan kenaikan yang mengesankan pada tahun 2023, dan angka produk domestik bruto (PDB) terbaru melebihi ekspektasi. Namun menurut pengusaha dan penulis “Rich Dad Poor Dad” Robert Kiyosaki, gambaran tersebut mungkin tidak seindah yang terlihat.

"Tidakkah mereka tahu pasar saham naik karena Biden menaikkan plafon utang. Utang Amerika naik... jadi pasar saham naik," tulisnya dalam tweet baru-baru ini. “Amerika bangkrut.”

Melansir Benzinga di Jakarta, Selasa (29/8/23) kekhawatiran Kiyosaki mengenai meningkatnya utang Amerika juga diamini oleh Fitch Ratings. Tak lama setelah tweet tersebut, Fitch menurunkan peringkat default jangka panjang penerbit mata uang asing Amerika Serikat dari peringkat tertinggi AAA menjadi AA+.

Baca Juga: Bitcoin Cash: Pengertian, Kegunaan, dan Cara Kerjanya

Lembaga pemeringkat kredit tersebut menunjuk pada perkiraan kemerosotan fiskal selama tiga tahun ke depan, beban utang pemerintah yang tinggi dan terus bertambah serta erosi tata kelola pemerintahan sebagai alasan di balik keputusan tersebut.

Meskipun beberapa ahli memperkirakan perekonomian AS akan mengalami penurunan, Kiyosaki kurang optimis.

"Pertama yang turun. Layanan pemeringkatan Fitch menurunkan peringkat kredit AS dari AAA menjadi AA+. Bersiaplah untuk crash landing," cuitnya. "Maaf atas berita buruknya, namun saya telah memperingatkan selama lebih dari setahun bahwa para CEO The Fed, Departemen Keuangan, dan perusahaan-perusahaan besar telah menghisap ganja fantasi."

Mengingat peringatan keras ini, kemana investor harus berpaling?

“Masih lebih memilih emas, perak, Bitcoin,” tutur Kiyosaki.

Selama ribuan tahun, emas dan perak telah berfungsi sebagai penyimpan nilai yang dapat diandalkan.

Berbeda dengan uang kertas yang dapat diproduksi dalam jumlah tak terbatas, logam mulia ini memiliki kelangkaan yang melekat sehingga menjadikannya sebagai lindung nilai yang berharga terhadap inflasi. Meskipun inflasi umum telah menurun akhir-akhir ini, tingkat harga berbagai kebutuhan, seperti pangan dan perumahan tetap tinggi.

Pada saat yang sama, emas dan perak secara historis diakui sebagai aset safe-haven, memberikan investor perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi dan risiko geopolitik. Di saat terjadi kerusuhan politik, peperangan, dan krisis lainnya, emas dan perak sering kali dijadikan sebagai tempat berlindung, mengingat pengakuan dan nilai globalnya.

Ada yang mengatakan bahwa Bitcoin adalah emas baru. Meskipun Kiyosaki telah lama menjadi penggemar emas, dia juga menyukai mata uang kripto. Dia bahkan memprediksi Bitcoin akan menjadi USD120 ribu di tahun depan.

Mengingat Bitcoin saat ini diperdagangkan pada USD26.090, target harga Kiyosaki menyiratkan potensi kenaikan lebih dari 350%.

Salah satu hal yang membuat Bitcoin menarik adalah total pasokannya dibatasi hingga 21 juta koin. Hal ini sangat kontras dengan mata uang fiat yang dapat dicetak sesuka hati oleh bank sentral.

Ciri khas lain dari Bitcoin adalah terdesentralisasi, artinya ia beroperasi secara independen dari bank sentral dan sistem keuangan tradisional. Bitcoin juga dapat bertindak sebagai sarana alternatif untuk menyimpan dan mentransfer nilai jika perekonomian atau mata uang suatu negara sedang terpuruk.

Sangat mudah untuk membeli dan menjual Bitcoin saat ini. Namun mata uang kripto bersifat fluktuatif. Meskipun harga Bitcoin telah melonjak 57% dari tahun ke tahun, namun masih turun lebih dari 50% dari puncaknya pada November 2021.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: