Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

UMKM Perempuan Enggak Boleh Diremehkan: Bisa Jadi Tulang Punggung Ekonomi di ASEAN

UMKM Perempuan Enggak Boleh Diremehkan: Bisa Jadi Tulang Punggung Ekonomi di ASEAN Kredit Foto: Alfida Rizky Febrianna

Selain diskriminasi gender, hambatan lainnya adalah pekerjaan ganda dan tanggung jawab rumah tangga yang dilakoni perempuan.

"Kendala lainnya adalah kurangnya peluang berjejaring, kurangnya panutan perempuan, dan perempuan di bidang STEM (sains, teknologi, teknik dan matematika). Semoga forum ini dapat menghubungkan pengusaha perempuan untuk mempromosikan nilai-nilai ekonomi ASEAN," kata Dyah.

Baca Juga: Dukung AIPF 2023, BRI Terus Tingkatkan Pembiayaan & Pemberdayaan UMKM Naik Kelas

Lebih lanjut, Arsjad menjelaskan, ASEAN Women CEO Forum, dipimpin oleh ASEAN-BAC sebagai penyelenggara dan ASEAN Women Entrepreneurship Network (AWEN) sebagai co-host, dengan tujuan meningkatkan komitmen mendorong pengembangan kewirausahaan perempuan dan pemberdayaan ekonomi dalam rangka pemulihan daerah dari pandemi Covid-19, serta transformasi digital transformatif dan pendidikan transformatif.

“ASEAN Women CEO Forum memantapkan peran strategis perempuan dalam dunia bisnis dan kewirausahaan ASEAN. Forum ini juga akan berfungsi sebagai platform interaktif rekan-rekan untuk maju dan berbagi ide dalam membangun masyarakat lebih berkelanjutan, inklusif, adil, dan masa depan ASEAN yang lebih tangguh," ungkap Arsjad.

Dia menjelaskan, pembangunan ekonomi yang dilakukan para pemangku kepentingan dunia usaha dan pengusaha tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tetapi juga memperbaiki kondisi ekonomi perempuan, serta meningkatkan pendidikan perempuan dan meningkatkan kesadaran akan inferioritas perempuan dalam dunia usaha sehingga mendorong tindakan perbaikan.

Perempuan secara tidak proporsional menanggung dampak negatif pandemi ini dalam hal pengangguran, hilangnya pendapatan, kegagalan bisnis, peningkatan risiko kekerasan dalam rumah tangga, dan meningkatnya tanggung jawab rumah tangga dan perawatan yang tidak dibayar. Standar sosial dan gender ini terus berlanjut menonjol di wilayah ini, khususnya di daerah pedesaan.

Baca Juga: Optimalisasi Teknologi Digital, Program Pembinaan UMKM Peruri Digital Entrepreneur Academy Level 2 Digelar

“Oleh karena itu, melawan terbatasnya partisipasi, norma budaya dan konstruksi sosial mengenai ketidaksetaraan gender di ASEAN masih mungkin untuk dicapai di wilayah tersebut dan oleh karena itu diperlukan perubahan yang signifikan dalam sistem pendidikan dasar," tutur Arsjad.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: