Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) RI Mahfud MD menyampaikan soal situasi Politik-Keamanan di kawasan dalam ASEAN Political Security Community Council Meeting (APSCCM).
Dalam kesempatan itu, Mahfud MD menyoroti soal konflik di Myanmar yang memberikan dampak negatif bagi ASEAN. Tak hanya itu, Mahfud juga menyinggung soal kejahatan terorganisir transnasional seperti kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di ASEAN.
Baca Juga: Sinyal Intrik Geopolitik Berujung Konflik Terbuka, Mahfud MD Turun Wanti-wanti ASEAN
"Bulan Mei lalu, para pemimpin kita mengadopsi Deklarasi Pemberantasan Perdagangan Manusia yang disebabkan oleh penyalahgunaan teknologi. Sudah waktunya bagi kita untuk mendorong penerapannya oleh badan-badan sektoral terkait," tuturnya, di Asean Secretariat, Jakarta, Senin (4/9/2023).
Mahfud mengatakan bahwa sebagai Dewan yang diberi mandat untuk kerja sama Politik-Keamanan di ASEAN, tantangan spesifik di wilayah tidak boleh dilupakan.
"Kita perlu memastikan pencegahan, penuntutan terhadap pelaku, dan perlindungan korban. Hal ini tidak hanya berlaku untuk TPPO, namun juga untuk meningkatnya ancaman kejahatan terorganisir transnasional lainnya," ujarnya.
Mahfud menilai, kasus pencucian uang, obat-obatan terlarang, dan terorisme hanya dapat diatasi dengan kerjasama lintas batas yang asing.
Baca Juga: Mahfud MD Teken Kerja Sama Indonesia-Turki Lawan Kejahatan Transnasional dan Terorisme
"Oleh karena itu, mari kita bekerja sama dalam meningkatkan kerja sama regional dalam pengelolaan perbatasan, bantuan hukum lintas batas, dan pertukaran informasi," ajaknya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement