Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Efisien dan Universal, Menko Airlangga Dorong Pengunaan Sistem Pembayaran QR di ASEAN

Efisien dan Universal, Menko Airlangga Dorong Pengunaan Sistem Pembayaran QR di ASEAN Airlangga Hartarto | Kredit Foto: Rena Laila Wuri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyatakan pentingnya konektivitas di antara negara anggota ASEAN. Adapun konektivitas tersebut dapat terwujud melalui hubungan perdagangan dan investasi regional.

Airlangga Hartarto, mengatakan konektivitas tersebut mampu mendorong pembangunan berkelanjutan yang kolaboratif, seperti proyek energi ramah lingkungan, serta menghubungkan ASEAN melalui sistem pembayaran QR regional.

Baca Juga: ASEAN Tumbuh Positif, Menko Airlangga Soroti Kontribusi Sektor Swasta dan Publik

“Nantinya, masyarakat Indonesia yang bepergian ke Malaysia, Thailand, Singapura maupun negara-negara ASEAN lainnya akan bisa melakukan pembayaran dengan QR. Kalau di Indonesia sendiri telah dipergunakan QRIS secara luas di banyak merchant. QRIS dikembangkan oleh Bank Indonesia, dan saat ini nilai transaksinya terus meningkat,” imbuh Menko Airlangga di sela-sela ASEAN Business and Investment Summit 2023, Jakarta (3/9/2023) usai pertemuan bilateral dengan Council Members dari ASEAN Business Advisory Council (BAC) Malaysia.

Pasalnya, perekonomian digital di ASEAN diproyeksikan akan meningkat hingga mencapai sekitar USD330 miliar pada 2025. Apalagi didukung dengan implementasi ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) di 2025 saat Keketuaan ASEAN dipegang oleh Malaysia.

“Proyeksi itu ada karena kawasan ASEAN memiliki sumber daya energi alami yang besar sehingga dapat mendorong permintaan energi global. Itu merupakan keuntungan besar bagi ASEAN. Sebagai bagian dari sustainability, kita juga harus mendorong adanya carbon credit market di ASEAN. Kemudian, pekerjaan rumah kita ke depannya adalah mengembangkan industri hilir sebagai titik kunci dalam rantai pasok global,” ungkap Menko Perekonomian Airlangga.

Airlangga menjelaskan, kawasan ASEAN berpotensi menjadi jangkar stabilitas perekonomian global, sebab kawasan itu terus menunjukkan lintasan pertumbuhan yang menjanjikan. 

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Ajak Semua Elemen Satukan Visi Guna Perkuat Ketahanan Pangan di ASEAN

Sepanjang 2023 lanjut Airlangga, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) ASEAN akan berada di angka 4,6 persen, dan di 2024 diproyeksikan akan mencapai 4,8 persen. Pertumbuhan PDB tersebut diperkirakan akan sepenuhnya kembali ke tingkat sebelum pandemi pada tahun ini dengan variasi antarnegara.

Pada sisi lain, inflasi regional diperkirakan akan melambat namun tekanan harga akan bervariasi antarnegara pada 2023. Foreign direct investment (FDI) dalam bidang manufaktur di ASEAN telah meningkat dua kali lipat selama dekade terakhir, bahkan melampaui Tiongkok.

Karena itulah menurut Airlangga, ASEAN juga perlu mengambil keputusan strategis yang berdampak. Bidang-bidang strategis yang pernah dibahas dalam Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN sebelumnya yakni antara lain tentang bagaimana mendorong pertumbuhan lanskap kendaraan listrik ASEAN. 

Baca Juga: ASEAN Diminta Lebih Banyak Investasi ke Teknologi dan Startup, Ini Efeknya!

“Indonesia tertarik untuk melakukan hilirisasi sumber daya alam seperti nikel dan tembaga, serta memiliki fasilitas produksi baterai untuk kendaraan listrik,” ujar Airlangga.

Menko Airlangga menuturkan bahwa fokus utama ASEAN-BAC adalah melakukan fasilitasi perdagangan, fasilitasi investasi, dan menarik FDI. Selain itu, juga harus mampu mendorong terlaksananya prioritas-prioritas utama untuk memperkuat perdagangan dan investasi intra-ASEAN. 

Indonesia sendiri, tambah Airlangga akan mempermudah proses customs dengan membuat sistem digital yang terintegrasi di antara kementerian/lembaga terkait atau biasa disebut e-goverment.

Dalam pertemuan itu delegasi Malaysia dipimpin oleh Deputy Chairman ASEAN-BAC Malaysia yakni Tan Sri Tony Fernandes, dengan didampingi Council Member Lim Chern Yuan, Executive Director ASEAN-BAC Malaysia Jukhee Hong, serta perwakilan dari beberapa perusahaan besar Malaysia. 

Baca Juga: ASEAN Kuatkan Sinergi dengan Hindia dan Pasifik, Menlu Retno Tanggapi Begini

Berbagai hal dibahas dalam pertemuan tersebut, antara lain tentang perdagangan dan sistem pembayaran lintas batas, serta perkembangan kendaraan listrik (EV). “Kami sangat excited soal ASEAN, soal Indonesia. Kami harus memuji Pemerintah Indonesia, di mana hal itu membuka mata kita semua bahwa Indonesia sangat progresif (dari sisi ekonomi), juga sangat terbuka serta transparan (dari sisi pemerintahan),” ungkap Tony.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: