Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

MTEL Tunjukkan Ketahanan Bisnis yang Kuat di Tengah Konsolidasi Industri Telekomunikasi

MTEL Tunjukkan Ketahanan Bisnis yang Kuat di Tengah Konsolidasi Industri Telekomunikasi Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) semakin menonjol dalam industri telekomunikasi Indonesia dengan menunjukkan ketahanan bisnis yang kuat di tengah konsolidasi yang terus berlangsung.

Robertus Hardy, Head of Research Team & Strategist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa MTEL menjadi pilihan terbaik di sektor infrastruktur telekomunikasi.

Menurrutnya, MTEL telah menunjukkan kinerja yang sangat baik, terutama dalam menghadapi potensi dampak negatif dari konsolidasi yang dilakukan oleh Indosat.

Baca Juga: Pelanggan Indosat Gratis Nelpon Seharian di Harpelnas 2023

“Selain kita masih mempertahankan outlook yang cukup baik dengan rating overweight, namun kita juga melihat bahwa MTEL ini memiliki eksposur yang relatif lebih rendah terhadap potensi negatif output dari konsolidasi yang dilakukan oleh Indosat,” ungkap Robertus, dikutip dari kanal Youtube Mirae Asset Sekuritas pada Selasa (5/9/2023).

Salah satu aspek yang menarik adalah pertumbuhan MTEL dalam hal pendapatan (revenue) maupun EBITDA yang masih sangat tinggi di semester pertama tahun 2023. Pertumbuhan sebesar 16,7% (yoy) tersebut jauh melampaui pertumbuhan TOWR sebesar 7,5% (yoy) dan TBIG yang bahkan mengalami penurunan hingga 1,5% (yoy).

“Pertumbuhan yang signifikan ini didorong oleh peningkatan jumlah tenant MTEL sebesar 23,2% (yoy), termasuk reseller,” jelasnya.

Namun, berbeda jauh dengan pertumbuhan pendapatan (revenue) maupun EBITDA, TOWR yang hanya mencapai 1,7% (yoy) dan TBIG sebesar 2,8% (yoy). Penurunan pertumbuhan dari kedua perusahaan tersebut disebabkan oleh kontrak yang tidak diperpanjang oleh Indosat Group.

Secara valuasi nilai aset, MTEL saat ini dinilai dengan valuasi yang sangat kompetitif, hanya sekitar Rp2,08 miliar untuk rasio 23F EV per tower-nya.

“MTEL menunjukkan sekitar 35% sampai dengan 36% diskon dibandingkan dengan valuasi TOWR dan TBIG. Sehingga, kita melihat ini masih layak untuk dihargai lebih premium lagi,” tuturnya.

Robertus juga menyoroti rasio utang bersih MTEL yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan TOWR dan TBIG, dengan rasio utang bersih MTEL hanya sebesar 46,3%, sementara TOWR sebesar 266,2% dan TBIG sebesar 227,3%.

“Kita melihat MTEL bisa memiliki keseimbangan yang cukup baik untuk bisa menopang ekspansinya lebih lanjut,” tutupnya. 

Baca Juga: Sektor Telekomunikasi, Perbankan Hingga Consumer Goods Gencar Tambah Tenaga Outsourcing, PADA Raup Berkah

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: