Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

COO Xendit Akui Tantangan Implementasi Pembayaran QR di Asia Tenggara Kompleks Sekali

COO Xendit Akui Tantangan Implementasi Pembayaran QR di Asia Tenggara Kompleks Sekali Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Co-Founder dan Chief Operations Officer Xendit, Tessa Wijaya mengakui implementasi pembayaran QR menemui banyak tantangan, salah satunya adalah banyaknya pemain di ekosistem tersebut. 

Tessa menjelaskan, inisiatif Bank Indonesia (BI) untuk membuka diri terhadap pembayaran QR antarnegara (cross-border) melalui QRIS Tuntas adalah langkah yang bagus karena sudah menjadi katalis dan proses transaksi menjadi mulus atau seamless.

Namun, tantangannya adalah pembayaran QR tersebut tetap membutuhkan sistem transaksi luar negeri atau foreign exchange yang disediakakan berbagai macam bank di negara-negara di Asia Tenggara. Kemudian, integrasinya terhadap aplikasi konsumen hingga pihak ketiga untuk membantu perpindahan uang dari satu negara ke negara lain.

Baca Juga: Bahas Pembayaran QR Antarnegara, Xendit: Sektor Swasta Perlu Bekerja Sama

“Jadi pembayaran cross-border itu kompleks sekali, dan tantangan yang terbesar agar di satu Asia Tenggara dapat melakukan pembayaran secara seamless itu, bagaimana caranya kita semua membantu puluhan pemain agar dapat mengadopsi hal yang sama ini,” ungkap Tessa saat ditemui Warta Ekonomi di acara Bloomberg CEO Forum Asia Tenggara, Jakarta pada Rabu (6/9/2023). 

Lantas, bagaimana tantangan penerapan pembayaran QR di Indonesia, justru Tessa menjelaskan, bahwa tantangan terletak dari sisi pengguna itu sendiri.

“Menurut saya, tantangan [pembayaran dengan] kode QR itu bukan dari segi integrasinya, tapi lebih mungkin dari segi penggunanya. Bagaimana kami dapat mendidik para pengguna agar memakai kode QR,” sambung Tessa.

Meskipun demikian, Tessa mengakui bahwa transaksi pembayaran dengan QR di Indonesia cukup besar. Ia merujuk pada salah satu laporan dari Bloomberg, pada tahun 2026, jumlah pengguna yang bertransaksi dengan QR dapat mencapai lebih dari 220 juta orang—yang mayoritas dari Indonesia. 

“Menurut saya sebenarnya kode QR ini benar-benar dobrakan yang baik sekali untuk Asia Tenggara,” tutup Tessa santai. 

Baca Juga: QRIS Tuntas Meluncur, Bagaimana Implementasinya di Indonesia dan Luar Negeri?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: