P&G Indonesia menerapkan tiga pilar, yaitu Iklim, Air, dan Limbah untuk menciptakan produk yang berkelanjutan lingkungan dalam rangka mengurangi emisi dalam lima aspek bisnis utamanya hingga tahun 2030, yakni pada aspek Material dan Kemasan, Operasi, Transportasi, Penggunaan Produk dan Akhir Masa Pakai Produk.
Presiden Direktur P&G Indonesia, Saranathan Ramaswamy mengatakan, dalam pilar Iklim, pabrik P&G Indonesia telah mengaktifkan listrik terbarukan dan meningkatkan efisiensi transportasinya untuk mengurangi emisi karbon.
"Pada pilar Air, upaya daur ulang telah diterapkan untuk mengurangi penggunaan air secara efisien. Di sisi Limbah, berbagai inisiatif telah diambil baik pada level produksi maupun penggunaan produk," ujar Saranathan, Kamis (7/9/2023).
Baca Juga: Watsons Bermitra dengan Kenvue, L'Oréal, dan P&G Dorong Upaya Keberlanjutan
Saranathan mengatakan, sejak pertama kali beroperasi, pabrik P&G Indonesia telah lama menjalankan praktik Zero Waste to Landfill untuk mengelola sampah produksinya dengan baik.
Sedangkan di level hilir setelah konsumsi, P&G menjalankan program Conscious Living yang melibatkan masyarakat dalam pengumpulan dan pengelolaan sampah kemasan plastik melalui aplikasi digital.
“P&G selalu memastikan bahwa setiap aktivitas bisnis yang dilakukan selalu mempertimbangkan aspek lingkungan yang berkelanjutan, mulai dari proses produksi, rantai pasokan produk, hingga aspek kemasan setelah dipakai konsumen," ujanya.
Lanjutnya, P&G juga terus berupaya mengembangkan inovasi dan produk berkelanjutan dalam mengurangi jejak karbon sesuai dengan komitmen Keberlanjutan Lingkungan P&G secara global.
"Untuk mencapai tujuan Keberlanjutan Lingkungan tersebut, kami menyadari pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menciptakan berbagai inovasi yang dapat mengakselerasi dampak positif dari program kami, baik bagi lingkungan maupun komunitas di mana kami beroperasi," ucapnya.
Saranathan melanjutkan, inovasi program keberlanjutan lingkungan P&G Indonesia dimulai dari pengemasan produk hingga setelah produk selesai dikonsumsi. Sebagai contoh, sebagian dari material kemasan produk Gillette Venus dan sampo Herbal Essences telah menggunakan materi daur ulang.
Setelah produk selesai dipakai, konsumen dapat menyetor kemasannya untuk didaur ulang via aplikasi digital Octopus melalui program P&G Conscious Living, yang merupakan pelopor program ekonomi sirkular dan pengelolaan sampah kemasan plastik sachet dan HDPE.
Selain itu, program P&G Conscious Living turut memberikan dampak sosial dengan memberdayakan ribuan pelestari secara ekonomis, membantu mereka mendapat penghasilan tambahan hingga Rp800.000 per bulan. Dengan semangat inovasi tersebut, P&G membuka kesempatan kolaborasi dengan berbagai pihak.
"Mulai tahun 2021, P&G merangkul Pemerintah Jawa Barat dalam memulai program Conscious Living. Selanjutnya, P&G Indonesia melakukan ekspansi program ke wilayah DKI Jakarta, di mana kolaborasi tersebut didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena sejalan dengan program yang telah dijalankan pemerintah, yaitu program Sampah Tanggung Jawab Bersama (Samtama)," jelasnya.
Baca Juga: Getol Garap ESG, Bank Mandiri Luncurkan Digital Carbon Tracking dan Kartu Plastik Daur Ulang
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement