Gemborkan Sustainability, Sri Mulyani: Ekonomi Harus Tumbuh Tanpa Perburuk Emisi Karbon
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa ketika berbicara mengenai keberlanjutan (sustainability), banyak negara selalu dihadapkan pada batu sandungan yang sangat penting, yakni pembiayaan.
“Banyak orang sudah memperkirakan apa yang diperlukan untuk menyelamatkan dunia dari ancaman perubahan iklim. Keuangan berkelanjutan adalah salah satu hal yang paling penting. Dan kita semua tahu bahwa kebutuhan untuk memobilisasi pembiayaan sangatlah penting,” ungkapnya dalam Indonesia Sustainability Forum 2023, dikutip Senin (11/9/2023).
Sri Mulyani lalu mencontohkan, misalnya di Indonesia. Dengan pertumbuhan ekonomi yang terus bertumbuh, elastisitas permintaan energi akan jauh lebih tinggi.
Baca Juga: Ketar-ketir Harga Minyak Dunia Meroket, Sri Mulyani Curhat ke Arab Saudi dan Inggris
"Setiap pertumbuhan ekonomi 5% akan menyebabkan kebutuhan energi juga bertambah besar," katanya.
Sehingga, Sri Mulyani berujar, pemerintah perlu menyesuaikan pertumbuhan ekonomi tanpa memperburuk emisi karbon.
“Kita harus berinvestasi lebih banyak pada energi terbarukan, ada juga usulan untuk menghentikan penggunaan batu bara lebih awal,” jelas Sri Mulyani.
Berdasarkan hasil pembahasan di United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) dalam COP26 di Glasgow, Indonesia diperkirakan akan mencapai Nationally Determined Contribution (NDC) dalam pengurangan CO2 lebih dari 42% dengan kerja sama internasional, yang akan membutuhkan sekitar US$280 miliar.
"Pembiayaan ini akan diperoleh dari APBN, penerbitan green sukuk, dan juga membuka kemitraan dengan blended finance," terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani berharap setiap forum internasional yang membahas tentang keberlanjutan agar memberikan hasil yang baik.
“Karena jika tidak, maka kita akan membicarakan forum keberlanjutan di banyak tempat berbeda, semua orang terbang, menambah CO2 tetapi tidak memberikan hasil, dan kita menciptakan situasi yang lebih buruk bagi dunia," ujarnya.
"Jadi setiap pertemuan kita harus mempunyai ambisi bahwa ada kemajuan yang perlu dicapai dan di mana masalah yang sebenarnya perlu diselesaikan,” tandas Sri Mulyani.
Baca Juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Investasi, Utang, dan Dilema Keberlanjutan
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement