Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jos Parengkuan Mengaku Sempat Bangkrut Hingga Tiga Kali, Simak Ceritanya

Jos Parengkuan Mengaku Sempat Bangkrut Hingga Tiga Kali, Simak Ceritanya Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nama Jos Parengkuan mungkin tidak asing di dunia pasar modal Indonesia. Berkat prestasinya yang luar biasa di kalangan pelaku pasar, pria ini bahkan dijuluki sebagai The Dragon of IDX.

Julukannya itu tidak datang begitu saja, sebab dia telah malang melintang selama 34 tahun di pasar modal. Namun, siapa sangka, pendiri Syailendra Capital itu rupanya pernah bangkrut hingga tiga kali.

Jos pertama kali terjun ke dunia pasar modal pada akhir 1989. Pada saat itu, pasar saham Indonesia sedang dalam fase pertumbuhan pesat dan terjadi banyak penawaran saham perdana (IPO) pada 1990. Ini adalah masa, di mana banyak orang merasa mudah untuk menghasilkan uang di pasar saham. 

Baca Juga: Hasilnya Triliunan, Begini Strategi Bijak Syailendra Capital Hadapi Pasar yang Lesu

“Saya mulai main saham itu dari akhir tahun 89. Di tahun 90, waktu itu banyak sekali IPO. Wah, waktu itu kayaknya bikin duit gampang banget. Semua IPO yang kita beli langsung naik,” ujar Jos, dikutip dalam segmen Hidden Masters melalui kanal Youtube Mirae Asset Sekuritas pada Senin (11/9/2023).

Namun, nasib buruk datang setahun kemudian. Pada 1991, Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan pengetatan moneter yang dikenal sebagai Sumarlin Shock. Kebijakan ini dilakukan sebagai respons terhadap tingginya inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah.

“Terjadi inflasi tinggi dan melemahnya rupiah, akhirnya Bank Indonesia memutuskan untuk menarik money supply dari pasar supaya orang tidak bisa spekulasi beli dolar waktu itu,” jelasnya.

Bank Indonesia mengambil langkah drastis dengan menarik likuiditas pasar, menyebabkan suku bunga melonjak. Akibatnya, banyak investor, termasuk Jos Parengkuan, mengalami kebangkrutan.

“Sepertiga dari likuiditas pasar tiba-tiba disedot sama Bank Indonesia, akibatnya suku bunganya loncat dari 6% besoknya mendadak jadi 18%. Langsung market-nya crash,” imbuhnya lagi.

Pengalaman bangkrut yang kedua kembali datang pada 1998, ketika krisis keuangan Asia melanda. Jos mungkin salah satu pialang pasar modal yang mengalami krisis 1998. Dia pun mengakui bahwa saat itu mengalami kebangkrutan.

Lebih lanjut, pada 2008, terjadi krisis keuangan global mengguncang pasar. Lagi-lagi Jos mengalami kebangkrutan. Bedanya, Jos tidak sepenuhnya bangkrut saat itu.

“Ini sudah agak pinteran dikit, tidak sampai bangkrut, tapi babak belur. Tahun 2008, waktu itu terjadi krisis keuangan global,” tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: