Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rapor Merah Membayangi Rupiah Hari Ini, Bagaimana Pendapat Ahli?

Rapor Merah Membayangi Rupiah Hari Ini, Bagaimana Pendapat Ahli? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nilai tukar rupiah belum berhasil menunjukkan performa terbaiknya pada perdagangan Rabu, 13 September 2023. Sebab, berdasarkan data RTI Business, dikabarkan bahwa mata uang Garuda tersebut menuai koreksi hingga -0,12% dan kehilangan 19 poin sehingga kursnya berada di angka Rp15.359 per dolar AS.

Selain terhadap mata uang Amerika Serikat, mata uang Indonesia itu juga gagal perkasa atas dua dari tiga mata uang global yang ada. Merujuk dari sumber yang sama, dilaporkan bahwa rupiah tunduk atas euro (-0,03%) dan poundsterling (-0,04%). Hanya terhadap dolar Australia sajalah rupiah mampu menuai apresiasi sebesar 0,20%.

Baca Juga: Mantap, Rupiah Hari Ini Kompak Menguat Atas Dolar AS dan Mata Uang Global!

Sementara itu, ketika disandingkan dengan mata uang negara-negara di Asia, rupiah cenderung menunjukkan pergerakan yang lebih variatif. Pasalnya, pada perdagangan hari ini, mata uang Garuda tersebut menguning atas satu mata uang, memerah atas tiga mata uang, dan menghijau atas empat mata uang.

Rupiah hari ini terpantau stagnan atas baht namun ambruk atas yuan (-0,24%), dolar Hong Kong (-0,10%), dan won (-0,09%). Kendati demikian, mata uang Indonesia itu sanggup mengungguli yen (0,11%), ringgit (0,03%), dolar Singapura (0,01%), dan dolar Taiwan (0,25%). 

Sebagai informasi tambahan, Senior Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, mengatakan, untuk memitigasi risiko tekanan terhadap rupiah, Bank Indonesia (BI) dan pemerintah bekerja sama dalam menetapkan berbagai kebijakan.

Harapannya, kebijakan yang diambil dapat memperkuat sektor finansial dalam negeri dan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Juga: Nasib Nilai Tukar Rupiah Hari Ini: Terkoreksi atau Terapresiasi?

“Tekanan terhadap rupiah, masih akan tetap tinggi, apalagi disertai dengan adanya sentimen negatif terhadap emerging market yang berkaitan dengan memburuknya kondisi ekonomi Tiongkok. Namun, perihal inflasi, Indonesia diperkirakan masih tetap dapat meredam lajunya. Di akhir tahun nanti, kemungkinan persentase inflasi Indonesia ada di angka 5,25%,” jelas Rully dalam acara Media Day: September 2023 yang diselenggarakan oleh Mirae Asset Sekuritas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: