Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Tiga BUMN tersebut yaitu, pertama PT Hutama Karya sebesar Rp18,6 triliun. Sri Mulyani mengungkapkan PMN ini diberikan karena Hutama Karya menjadi BUMN utama penyelesaian Jalan Tol Sumatera tahap 1 dan proyek Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi dan Tol Kayuagung-Palembang-Betung.
"Kita harapkan dengan PMN yang dikaitkan dengan kemajuan proyek, akan makin akuntabel, sehingga tidak memasukkan PMN, namun kemudian dia masuk di neraca tanpa ada kaitannya dengan proyek mana yang harus diselesaikan," tegas Bendahara Negara.
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia juga mendapatkan PMN sebesar Rp3,556 triliun dalam rangka penguatan IFG Life dan penyelesaian pengalihan dari polis-polis yang sudah direstrukturisasi dari PT Asuransi Jiwasraya.
Selain itu, usulan PMN 2024 diberikan kepada PT Wijaya Karya sebesar Rp6 triliun dalam rangka penguatan struktur modal untuk mendanai proyek PSN yang sedang dikerjakan.
"Jadi kita tetap walaupun melakukan PMN tetap ada ear mark-nya untuk proyek apa, tidak masuk di dalam neraca apalagi kalau BUMN ini sekarang masih di dalam proses restrukturisasi, sehingga make sure bahwa PMN tidak hilang atau terdilusi dengan berbagai masalah keuangan dari BUMN tersebut," tandasnya.
Baca Juga: Di Depan CEO Bisnis Top Dunia, Sri Mulyani Pamer Ekonomi RI Moncer Tanpa Banyak Drama
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Rosmayanti
Advertisement