Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN Luncurkan Laporan TCFD Soal Manajemen Risiko hingga Strategi Capai NZE di 2060

PLN Luncurkan Laporan TCFD Soal Manajemen Risiko hingga Strategi Capai NZE di 2060 Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PLN (Persero) meluncurkan laporan pertama bertajuk Task Force on Climate-Related Financial Disclosures (TCFD) yang berisi informasi penting tentang tata kelola, strategi hingga manajemen risiko yang berkaitan dengan dampak perubahan iklim terhadap bisnis PLN. 

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, laporan ini juga mencakup roadmap dan strategi PLN untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. 

Darmawan menyebut, PLN berkomitmen penuh mewujudkan visi Pemerintah Indonesia mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Melalui laporan TCFD ini, PLN ingin meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan risiko dan identifikasi peluang yang berkaitan dengan perubahan iklim.

Baca Juga: PLN Beberkan Strategi Transisi Energi untuk Pemenuhan Trilema Energi

“Kami berkeyakinan akan mencapai NZE di sektor listrik pada tahun 2060. Secara rinci kami telah merancang tahapan transisi energi yang komprehensif serta membuka peluang kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (18/9/2023).

Darmawan mengatakan, dalam menjalankan transisi energi, PLN telah melakukan studi terkait kerentanan transisi energi menggunakan dua skenario iklim, yaitu Representative Concentration Pathway (RCP) 4.5 dan RCP 8.5, yang memaparkan dampaknya terhadap permintaan listrik, ketersediaan air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), efisiensi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), serta kinerja panel surya Photovoltaik (PV).

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), emisi GRK ditargetkan menurun sebesar 98 juta ton CO2e pada tahun 2030 dibandingkan dengan skenario Business as Usual. Sejalan dengan itu, intensitas emisi GRK juga ditargetkan menurun hingga 15,7%.

"Untuk memantau progres transisi energi, PLN menggunakan beberapa metrik parameter seperti tingkat emisi gas rumah kaca, kontribusi energi bersih dari sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) dan keandalan infrastruktur kelistrikan," ujarnya. 

Menurutnya, pengelolaan risiko terkait iklim bukanlah hal baru bagi PLN. Pada tahun 2012, PLN telah menerbitkan pedoman asesmen risk rating pembangkit untuk memetakan risiko-risiko fisik yang ada pada pembangkit-pembangkit PLN.

Risiko iklim merupakan salah satu parameter yang diperhitungkan dalam penentuan risk rating pembangkit. PLN kemudian memperluas cakupan aset yang dipantau dengan menerbitkan pedoman asesmen risk rating gardu induk di 2023. 

"Laporan ini merupakan pelengkap dari Laporan Keberlanjutan PLN 2022 yang telah dipublikasikan sebelumnya. PLN berharap laporan TCFD dapat memberikan informasi yang berguna bagi berbagai pemangku kepentingan, pelanggan dan masyarakat mengenai upaya PLN menghadapi tantangan dan peluang perubahan iklim," pungkasnya.

Baca Juga: Miliki Sumber Daya Energi Bersih Besar, Kawasan ASEAN Punya Potensi Wujudkan NZE

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: