Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KSP: SDM Indonesia Harus Bisa Adaptasi Teknologi Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung

KSP: SDM Indonesia Harus Bisa Adaptasi Teknologi Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan, Bambang Prihartono menyatakan pentingnya pertukaran pengetahuan bagi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengoperasian Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Menurut Bambang, alih teknologi khususnya dalam hal sumber daya manusia menjadi hasil yang paling berpengaruh dari dampak adanya kereta dengan kecepatan tinggi ini.

“Sumber daya manusia ini komponen penting dalam proses perawatan dan pemanfaatan kereta api cepat ini,” ujarnya dalam keterangannya, Senin (18/9/2023).

Baca Juga: Uji Coba Terbatas Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dimulai, Kemenhub Minta KCIC Lakukan Hal Ini

“Terlebih ini budaya baru bagi kita, kita harus dengan cepat bisa adaptasi,” tambahnya.

Bambang menambahkan, sumber daya manusia menjadi komponen utama dalam pemeliharaan aset kereta api cepat, selain teknologi itu sendiri. Dengan adanya transfer pengetahuan dan teknologi ini, Bambang optimis hal ini bisa mewujudkan capaian Indonesia Emas 2045.

“Perkembangan transportasi di Indonesia kini sangat cepat, misal LRT dan kereta cepat ini ada hampir bersamaan, sehingga kita harus cepat siapkan SDM-nya dengan baik,” jelas Bambang.

Dari segi teknologi sendiri, Bambang menyebut bahwa fasilitas yang dihadirkan pada kereta api cepat sudah dipikirkan dengan matang. Selain dapat melaju hingga kecepatan 350 km per jam, pengembangan infrastruktur juga mempertimbangkan faktor keselamatan, baik di dalam kereta api cepat maupun di sekitarnya.

“Tidak hanya dari teknologi kereta ini sendiri, kita lihat safety juga dipikirkan dengan baik, termasuk adanya fiberglass untuk kedap suara yang membatasi antara pemukiman dengan lintasan,” pungkas Bambang.

Sementara itu, salah satu Train Attendant KCJB, Ghina mengaku bangga dapat menjadi bagian dari sejarah kehadiran Kereta Api Cepat di Indonesia. Ghina mengaku proses rekrutmen terbilang ketat dan menantang karena melibatkan berbagai pihak, meliputi PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), pihak dari beberapa kementerian terkait, hingga vendor dari China itu sendiri.

“Proses rekrutmen ini saya lalui selama tiga bulan, dan yang paling menantang saat interview dengan pihak vendor dari China karena kita dituntut untuk bisa bahasa mandarin dasar,” kata Ghina.

 

Selama masa uji terbatas, KCIC menyediakan empat jadwal pulang pergi (PP) atau total delapan perjalanan setiap harinya. Masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam uji coba kereta api cepat ini secara gratis hingga 30 September 2023.

Baca Juga: Ekonom Ungkap Alasan Subsidi Tiket KCJB Tak Tepat, dari Bebani APBN hingga Kental Nuansa Politis

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: