Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wacanakan Optimalisasi Kurikulum SLB, Ini Alasan Mensos Risma!

Wacanakan Optimalisasi Kurikulum SLB, Ini Alasan Mensos Risma! Kredit Foto: Rena Laila Wuri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini berharap dapat memasukkan activity daily living dan life skill ke dalam kurikulum pendidikan inklusif atau sekolah luar biasa (SLB). Hal ini lantaran masih banyak anak-anak disabilitas yang bergantung kepada orang tuanya untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

“Saya bukan ambil alih. Bukan tapi bahwa semua anak itu berhak mendapatkan pendidikan apapun kondisinya itu yang kita utamakan. Minimal dia bisa untuk activity daily living-nya itu bisa mereka bisa tangani kadang-kadang orang tua nggak tahu,” kata Mensos dihadapan wartawan di Kantor Kementerian Sosial, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (18/9/2023).

Baca Juga: Heboh Wacana Kemensos Ambil Alih SLB dari Kemendikbud, Ini Penjelasan Mensos Risma!

Risma menyatakan dirinya juga ingin anak-anak disabilitas memiliki ketrampilan seperti murid Sekolah Menengah Kejurusan (SMK). “Dan saya mohon kayak SMK gitu, jadi di SLB diberikan life skill untuk kalau misalkan dia tidak bisa melanjutkan sekolah. Oke kalau dia sampai perguruan tinggi, kalau tidak diberikan life skill sehingga saat dia keluar dia bisa mandiri untuk kehidupannya,” harapnya.

Ia mencontohkan Kemensos berhasil mendampingi salah seorang penyadang disabilitas asal NTT menjadi mandiri dan memiliki usaha bengkel. “Contohnya anak NTT itu dia tunarungu wicara kemudian kita latih di balai. Kita memberi pelatihan bengkel. Sekarang dia juga bisa buka bengkel sendiri dan berhasil. Ini kita training di balai kita untuk bengkel motor kemudian setelah itu dia kita bantu untuk usaha bengkel sehingga sekarang dia bisa mandiri,” jelasnya.

“Sekarang udah bisa mandiri jadi artinya bisa. Maksud saya kalau kita berikan life skill untuk ini mungkin dia bisa,” tambahnya.

Sebelumnya, Risma mengusulkan agar SLB menjadi ranah Kemensos. Wacana ini terungkap saat Mensos Risma rapat kerja bersama Komisi VIII di Kompleks Parlemen, Kamis (14/9/2023). Ia mengaku ingin berdiskusi dengan Mendikbudristek Nadiem Makarim dan Menag Yaqut Cholil Qoumas terkait penanganan anak-anak yang berada di SLB. 

“Terus terang kita juga sempat diskusi, masalah memang di SLB. Sempat kemarin terlontar di saya, saya akan coba diskusi dengan Pak Mendikbudristek juga mungkin Pak Menag, biarlah kami yang menangani untuk SLB,” kata Risma beberapa waktu lalu.

Keinginan itu berdasarkan penemuannya dilapangan, dimana ada ada beberapa SLB yang sengaja didirikan di suatu wilayah lantaran daerah itu ditinggali oleh banyak penyandang disabilitas.

Salah seorang kepala sekolah SLB itu bahkan mengaku kepadanya bahwa dia merupakan pesuruh yang kemudian didapuk menjadi kepala sekolah.

Risma menilai banyak permasalahan SLB di daerah karena kurang mendapatkan atensi. Ia juga menilai selama ini pemerintah kurang memberikan penanganan terhadap anak penyandang disabilitas khususnya.

Baca Juga: Menuju Makassar, Mensos Risma Cek Kesiapan Venue dari AHLF 2023

"Karena memang tidak bisa disamakan, mereka punya kebutuhan-kebutuhan khusus yang memang harus kita penuhi haknya," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: