PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), perusahaan holding untuk Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTB), siap memasuki bursa saham dengan melaksanakan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) saham pada 18-25 September 2023.
Martha Christina, Investment Information Team Head PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengamati bahwa saham BREN memiliki prospek yang menjanjikan ke depannya. Hal ini didasarkan pada posisi Indonesia sebagai negara dengan penghasil energi panas bumi terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat (AS).
“Untuk energi panas bumi sendiri itu memang Indonesia merupakan salah satu yang paling potensial karena karena Indonesia dikenal dengan negara Cincin Api Pasifik. Jadi, memang dikelilingi oleh gunung-gunung yang aktif,” jelas Martha, dikutip dari kanal Youtube Mirae Asset Sekuritas pada Selasa (19/9/2023).
Baca Juga: Simak Kalender Ekonomi September 2023, Jangan Sampai Ketinggalan!
Martha mengatakan bahwa terdapat lima negara dengan penghasil energi panas bumi terbesar, yaitu di urutan pertama ada Amerika Serikat sebesar 21%. Sedangkan Indonesia menempati urutan kedua dengan 20% energi panas bumi, diikuti oleh Turki, Filipina, dan New Zealand.
“Kita ini posisinya sudah cukup banyak sekitar seperlima. Tapi, kita lihat potensinya masih sangat besar karena kapasitas PLTB yang ada di seluruh Indonesia sampai 2030 itu targetnya diperkirakan dari 2,6 gigawatt akan menjadi 6,7 gigawatt,” tambahnya.
Lebih lanjut, BREN memiliki rencana untuk melakukan IPO dengan menerbitkan maksimal Rp4,5 miliar lembar saham, yang setara dengan 3,35% dari total saham yang akan ditempatkan dan disetor penuh.
Harga penawaran saham ini berkisar antara Rp670 hingga Rp780 per lembar saham, dengan nilai penawaran maksimal mencapai Rp3,51 triliun.
Namun, Martha mengungkapkan, besaran penawaran IPO dinilai relatif kecil. Meskipun demikian, potensi sektor energi baru terbarukan, khususnya energi panas bumi, yang merupakan fokus utama BREN, memang menarik minat para investor.
“Kalau kita lihat kapitalisasi pasarnya (BREN) itu akan ada di sekitar Rp90-Rp100 triliun. Jadi, memang dengan IPO Rp3,5 triliun itu sebenarnya nilainya kecil,” terang Martha.
Selain itu, Martha juga membicarakan rencana penggunaan dana hasil penawaran IPO BREN. Mayoritas dana akan digunakan untuk melunasi utang perusahaan. Diperkirakan sekitar Rp3,5 triliun dari dana hasil IPO akan digunakan untuk membayar utang kepada Bangkok Bank sebesar US$158,6 juta.
“Perseroan memang punya utang yang cukup besar. Nilai pinjaman ke Bangkok Bank itu jumlahnya US$545 juta,” kata Martha.
Selanjutnya, akan ada pembayaran kepada Star Energy Oil and Gas Pte Ltd (SEOG) sebesar US$66,5 juta terkait transaksi pembelian saham ACEHI.
“Mungkin yang benar-benar nanti digunakan untuk modal kerja itu jumlahnya sangat sedikit, yaitu cuman US$6 juta dari kewajiban pengembalian uang muka kepada perseroan,” pungkasnya.
Baca Juga: Prajogo Pangestu Borong 4,6 Juta Lembar Saham Barito Pacific, Nilainya Tembus Rp5,31 Miliar!
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement