Analis Reku Prediksi Potensi Halving Bitcoin di Tahun 2024, Efek Pemilu?
Platform bursa dan pasar kripto berbasis di Indonesia, Reku, memprediksi adanya potensi halving pada Bitcoin pada tahun 2024, yang bertepatan dengan tahun pemilu. Apakah pasar kripto akan terguncang? Berikut pemaparan analis kripto Reku.
Analis kripto Reku, Afid Sugiono mengatakan bahwa saat ini kripto telah dijadikan sebagai objek dagang oleh pemain politik di Amerika Serikat, seperti yang dilakukan salah satu calon presiden Amerika Serikat yang menggunakan Bitcoin. Namun mengenai halving Bitcoin di tahun 2024, sebenarnya ia mengingatkan, bahwa perlu untuk melihat histori harga pada 10 tahun belakang, yakni tahun 2013.
Baca Juga: Benarkah Tesla Akan Terima Pembayaran Bitcoin?
“Berdasarkan analisis historikal yang ada, memang sebelum mengalami kenaikan setelah halving itu, biasanya akan ada koreksi sedikit koreksi terlebih dahulu, baru mengalami kenaikan, dan itu sudah terjadi di tahun 2013. Historikalnya pun sama, persis ya,” ujar Afid saat sesi tanya jawab dengan media di acara bertajuk “Workshop Fundamental Kripto dan Mengupas Tren serta Tantangannya di Indonesia” di Jakarta pada Selasa (19/9/2023).
Afid menambahkan, hanya saja, adanya koreksi dan kenaikan tersebut terjadi akibat disrupsi dari perusahaan-perusahaan besar atau lembaga yang masuk ke Bitcoin. Ia memprediksi, kenaikan Bitcoin saat halving day tidak begitu signifikan pada tahun 2013 atau 2014.
“Kalau misalkan dengan adanya politik atau mungkin pemilihan presiden di tahun 2024, itu harusnya tidak terlalu berkaitan korelasinya dengan kripto. Mungkin ini akan berkaitan dengan pelakunya, artinya mungkin ada para anggota politik yang nantinya akan menjual aset kripto atau Bitcoin agar mendapatkan power dari masyarakat,” ungkap Afid.
Di samping itu, Afid juga menjelaskan, adanya halving day tersebut juga diiringi dengan pumping atau adanya sentimen positif yang membuat koin atau aset digital mendongkrak naik.
“Ini sudah ditanamkan oleh para investor atau menjadi psikologi para investor, bahwa setelah halving, akan mengalami pumping yang cukup signifikan dan dari psikologi tersebut atau kebiasaan tersebut, investor itu bisa menaruh aset mereka ke Bitcoin yang menyebabkan aset kripto mengalami kenaikan,” imbuhnya.
Lantas, bagaimana dengan respons Chief Compliance Officer (CCO) Reku sekaligus Ketua Umum ASPAKRINDO, Robby Bun? Ia mengatakan, Indonesia beruntung karena negara tersebut belum melarang Bitcoin, bahkan untuk kondisi pemilu tahun 2024 sekali pun.
Baca Juga: Para Eksekutif Perusahaan Tambang Prediksi Nilai Bitcoin Akan Melonjak pada 2024
“Jadi pada prinsipnya itu mungkin tidak akan memberikan yang terlalu efek domino dalam hal transaksi Bitcoin,” tutup Robby.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement