Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rakyat Butuh Solusi Cepat Terkait Pangan, BHS : Jangan Ada Istilah Kiamat Beras!

Rakyat Butuh Solusi Cepat Terkait Pangan, BHS : Jangan Ada Istilah Kiamat Beras! Kredit Foto: Mochamad Ali Topan

"Sedangkan, saat saya hadir di Vietnam yang merupakan penghasil beras terbesar urutan ke-5 di dunia sebesar 27,1 juta ton setelah Indonesia sebesar 34,4 juta ton, kenapa harga beras di Vietnam jauh lebih murah dari Indonesia yaitu sebesar 11.250 dong atau sekitar 7.000 rupiah perkg, padahal lahan pertanian di Vietnam dari 33 juta hektar lahan produktif hanya 3,8 juta hektar yang dipergunakan secara hukum untuk pertanian beras saja," las BHS.

Itupun, tambah BHS, Vietnam mempunyai penduduk 97,33 juta jiwa tetapi negara bisa menjamin kecukupan kebutuhan berasnya dan Vietnam bisa swasembada beras bahkan sekaligus masih meningkatkan ekspor berasnya ke negara lain, dan bahkan di tahun 2023 sudah meningkatkan produksi berasnya 10% dari tahun 2022 atau saat ini ekspornya sebesar 7,8 juta sampai dengan Agustus 2023. Jadi tidak benar ada berita kiamat beras bagi Vietnam termasuk berita Vietnam menyetop atau melarang ekspor beras. Sudahlah bicara yang realistis berdasarkan data yang ada.

Baca Juga: Harga Beras Mulai Meroket, Pemprov Jabar Bakal Gencar Gulirkan Operasi Pasar

Demikian juga negara Thailand, kata Anggota Bidang Pengembangan Usaha dan Inovasi DPN HKTI ini, sebagai pengekspor beras terbesar ke-2 dunia tetap melakukan kebijakan ekspor beras dan bahkan malah meningkatkan dari 7,71 juta ton tahun lalu menjadi 8,5 juta ton tahun ini sampai dengan bulan Agustus 2023, sedangkan lahan pertanian yang di khususkan untuk padi di Thailand hanya sebesar 50% dari total 9,2 juta hektar lahan produktif dimana lahan tersebut jauh lebih kecil dari luasan lahan pertanian yang ada di Indonesia.

"Tetapi kenapa Thailand bisa mewujudkan swasembada pangan dan bahkan masih bisa mengekspor beras padahal di negara tersebut termasuk Vietnam juga sangat dipengaruhi oleh musim kemarau dan hujan seperti yang ada di Indonesia. Bahkan negara Laos pun meningkatkan ekspor berasnya ke negara Eropa seperti : Belgia, Perancis dan Italia.Sudah-lah mulai sekarang STOP HOAX yang mengatakan negara - negara penghasil beras kiamat dan seakan akan ada kebijakan ekspor beras negara tersebut di hentikan sehingga menyulitkan pengadaan beras di Indonesia," kata BHS.

Sudah seharusnya, kata Bapak Petani Sidoarjo, pemerintah segera melakukan kajian sekaligus menata ulang tata kelola pangan di Indonesia.

Baca Juga: Harga Beras Masih Tinggi, Kemana Solusi Masalah Pangan Jokowi?

"Dengan menata kelola pangan ini agar hasil pertanian khususnya beras bisa diperoleh masyarakat dengan mudah, harga murah dan kualitas yang baik sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan beras sebagai makanan pokok bangsa Indonesia," tutup BHS

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: