Strategi CEO Restock 100% Lolos dengan Kredit Lancar & Tetap Jalankan Inovasinya
CEO Restock Tiar Nabilla Karbala menceritakan strateginya bisa lolos dengan kredit lancar sebesar 100% dari daftar fintech lending yang mengalami kredit macet yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Baru-baru ini, Tiar juga menceritakan rencananya membuka dua gudang di Bandung dan menjalankan inovasi sistem terintegrasi dengan Revota. Bagaimana detailnya?
Ditemui Warta Ekonomi secara langsung di acara UMKM Digital Summit 2023 yang dihelat oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) di Smesco Convention Hall, Jakarta pada Kamis (21/9/2023), berikut wawancara lengkapnya.
Baca Juga: Buat Liburan Makin Untung, PermataBank Beri Segudang Kemudahan untuk Nasabah dengan AirAsia Cards
Restock sempat membuka gudang 1.400 meter untuk UMKM, sampai saat ini bagaimana perjalanannya?
Oh iya, jadi memang Restock itu kan berdiri tahun 2019, bulan September ya, kami di bisnis peer-to-peer (P2P) lending. Dan bisa dikatakan, kami baru mulai bisnis pergudangan itu di bulan Desember 2022. Tapi bukan di bisnis peer-to-peer, tapi kami memang ada entitas baru yang memang fokusnya di bisnis pergudangan.
Kenapa kami mau buat bisnis pergudangan? Karena kami melihat di pasaran, banyak banget klien-klien kami yang membutuhkan servis pergudangan. Karena kan kami banyak melayani bisnis retail, kami banyak fokus di bisnis fashion retail nih. Kalau fashion retail itu kan, kebayang enggak sih, fashion kan pasti banyak inventory-nya. Anggaplah misalkan jualan kaus, celana, baju, jaket, barang-barang kayak begitulah. Itu kan inventory-nya gede-gede kan, mereka banyak butuh gudang sebenarnya.
Maka dari itu, bagaimana cara kami mau melayani mereka, kami mau jadi all-in, seperti one stop solution buat mereka. Maka dari itu kami membantu mereka juga dari sisi pergudangan.
Ini sudah masuk paruh tahun kedua 2023, apa saja inovasi yang sedang Restock jalankan?
Jadi kurang lebih kita itu tahun lalu, kami Restock Group mengakuisisi satu perusahaan IT dari Bandung, namanya Revota, kami akuisisi Revota pada bulan Juli 2022. Revota itu adalah sebuah sistem IT yang basisnya di Bandung, klien-kliennya adalah fashion retail seluruh Indonesia. Jadi kebayang kalau misalkan Anda pernah datang ke distro-distro di daerah Jabodetabek, Bandung, dan kawan-kawan, mereka tuh pakai sistem yang rata-rata dengan sistemnya Revota.
Nah, inovasi yang akan kami lakukan adalah kami akan membentuk sebuah sistem mereka menjadi sistem online. Jadi yang tadinya sistemnya offline, sistem kasir, sistem POS, kami akan membentuk sistem mereka menjadi online, kami akan bawa mereka online, dan sistem itu akan kami gabungkan dengan sistem pendanaan yang Restock miliki.
Ibaratnya kami menyediakan mereka itu mesin POS, mesin kasirnya, dan sistem kreditnya juga. Jadi kita seperti sistemnya Revota, kami berikan juga pendanaan dari Restock. Kami ingin melakukan integrasi di situ.
Jadi nanti ke depannya kalau sudah bekerja sama dengan Restock Group, enaknya menjadi klien Restock itu adalah, misalkan bekerja sama Restock Group, Anda pakai sistemnya Revota, sudah dapet kredit dari Restock Group, terus nanti mendapatkan layanan gudang juga dari gudang Restock.
Sekarang, sudah berapa nilai pembiayaan yang disalurkan dan berapa UMKM yang menerima pendanaan Restock?
Jadi kan kami melakukan pendanaan dari empat tahun lalu, berarti kami bergerak empat tahun lalu. Total pendanaan yang sudah kami salurkan itu, kalau saya enggak salah sekitar Rp2,4 triliun, dan tahun ini sudah sekitar Rp680 miliar lah kurang lebih.
Baru-baru ini OJK mengeluarkan daftar pinjaman online (pinjol) yang terkena kredit macet, apa strategi Restock selamat dari itu?
Jadi memang alhamdulillah Restock itu. Kita semua kan kalau di P2P lending, indikatornya TKB90, TKB90 kami alhamdulillah 100%, artinya kredit kami alhamdulillah masih lancar semuanya.
Baca Juga: Perjalanan Karier Kilala Tilaar: Dari Kuli Gudang, Kini Jabat CEO Martha Tilaar Group
Bagaimana cara kami menjaga? Karena kami memiliki mitigasi resiko yang sangat ketatlah. Jadi rejection rate kami itu cukup tinggi, kami cukup banyak menolak calon-calon peminjam (borrower). Karena memang secara market statement, kami sudah dari awal menyatakan bahwa, kami mau hanya melayani pasar-pasar yang sudah familiar saja, jadi kami itu memang fokusnya banyak di fashion retail.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement