Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Optimis Bangun Bisnis Hijau, Bos Indika Energy: Strategi Indonesia adalah Strategi Indika Energy

Optimis Bangun Bisnis Hijau, Bos Indika Energy: Strategi Indonesia adalah Strategi Indika Energy Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berbagai pihak saat ini berkolaborasi untuk mencapai peralihan energi dan salah satunya adalah Indika Energy, perusahaan pertambangan batu bara terkemuka di Indonesia. Pemerintah tengah fokus untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan Indika Energy turut berkontribusi dengan menyediakan solusi yang mendukung lancarnya proses transisi ini.

Direktur Utama Indika Energy, Arsjad Rasjid menjelaskan bahwa bahwa kunci untuk mewujudkan visi Net Zero Emission (NZE) adalah dengan berkolaborasi secara efektif dengan seluruh masyarakat, mengikuti arah strategis yang saat ini telah diadopsi oleh negara.

“Paling enak kita ngikutin, dong. Apa sih strateginya negara Indonesia? Ya kita ikut ke situ,” kata Arsjad, dikutip dari kanal Youtube Dr Indrawan Nugroho pada Jumat (22/9/2023).

Baca Juga: Indika Energy Berhasil Buat Tiga Perusahaan Modal Ventura Ini Rogoh Kocek Rp675 Miliar untuk Kembangkan Motor Listrik Alva

Arsjad mengatakan bahwa membangun Ibu Kota Negara (IKN) menjadi landasan bagi strategi Indika Energy dalam mencapai tujuan NZE.

“Jadi, kalau saya melihatnya adalah strateginya Indonesia adalah strateginya Indika Energy,”  tambahnya.

IKN, yang diharapkan menjadi simbol baru pada tahun 2045, memiliki potensi besar untuk menghasilkan pendapatan melalui carbon credit, mengingat kondisi geografi yang meliputi 20% daerah perkotaan dan 80% hutan. Rencana pemerintah untuk bertransisi ke energi elektrik di IKN juga sejalan dengan visi Indika Energy.

Dalam membangun transportasi, strategi Indonesia memprioritaskan kendaraan listrik, mulai dari motor, mobil hingga kendaraan umum. Indika Energy menyusun rencana sejalan dengan inisiatif pemerintah, memastikan ketersediaan infrastruktur dan teknologi yang mendukung kendaraan listrik tersebut. Hal ini dianggap sebagai langkah strategis untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh sektor transportasi.

“Makanya kita membuat electric vehicle (EV) untuk baterai dan kita buat ekosistemnya. Kan Indonesia punya nikel dan kita juga punya barang yang lain untuk membantu (transisi energi),” ujarnya.

Selain itu, IKN juga diwacanakan untuk menggunakan energi hijau atau Energi Baru Terbarukan (EBT), seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Arsjad menjelaskan bahwa pembangunan pabrik-pabrik energi terbarukan di Indonesia akan membawa manfaat ekonomi, termasuk penurunan biaya transportasi secara keseluruhan.

Arsjad optimis terhadap kemunculan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang merupakan strategi Indonesia untuk menghasilkan listrik melalui panel-panel penangkap energi matahari, yang nantinya diubah menjadi sumber energi terbarukan.

“Nanti IKN pakai green energy, energinya murah, makanya kita lagi bangun PLTA terbesar di Kalimantan Utara supaya 2 sen cost-nya, sehingga energinya murah. Kemudian bangun PLTS. Yang paling penting adalah adopsi daripada strategi Indonesia dan gimana interkoneksi antara pelabuhan-pelabuhan, maka dibangun pabrik untuk efisiensi supaya biaya transport kita lebih murah,” terang Arsjad.

Baca Juga: Kembangkan Bisnis PLTS, Anak Usaha Chandra Asri Group Bidik Proyek Capai 3 MWp Tahun Ini

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: