Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dekarbonisasi Jadi Pilar Penting Dalam RoadMap Indonesia Emas 2045

Dekarbonisasi Jadi Pilar Penting Dalam RoadMap Indonesia Emas 2045 Kredit Foto: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia baru saja menyerahkan Peta Jalan Indonesia Emas 2045 kepada Presiden Republik Indonesia pada 22 September 2023 lalu. Diketahui bahwa di dalamnya terisi empat pilar utama yang akan difokuskan pemerintah untuk mencapai Indonesia emas 2045. 

Koordinator Wakil Ketua Umum III KADIN Indonesia, Shinta Kamdani menyebut bahwa salah satu pilar terpenting dari Peta Jalan tersebut merupakan dekarbonisasi. Menurutnya, sesuai dengan target net zero emission Indonesia pada 2060, dekarbonisasi merupakan salah satu target utama roadmap tersebut. 

“Salah satu pilar yang penting adalah tentang pembangunan berkelanjutan. Jadi, bagaimana kita bisa melakukan dekarbonisasi. Kita sudah sering dengar bahwa Indonesia ini sudah mau mencapai target untuk net zero emission sebelum 2060, dan ini tidak hanya kata-kata, tapi jelas upaya-upaya yang bisa dilakukan Indonesia,” ujarnya dalam acara Press Conference HUT Kadin Indonesia ke-55, di Jakarta, Minggu (24/9/2023).

Shinta melanjutkan, ada tujuh hal utama yang menjadi kepentingan dalam pilar dekarbonisasi ini. Pertama, terkait dengan dekarbonisasi di industri-industri manufaktur Indonesia.

“Ada tujuh hal utama yang menjadi kepentingan di dalam peta ini. Pertama, dekarbonisasi industri. Kalau kita lihat, semua industri Indonesia dengan manufaktur yang cukup besar ini sudah sekarang saatnya demand dari market luar negeri juga perlu menyampaikan bagaimana kita bisa supply produk-produk yang sustainable,” tuturnya. 

Kedua, kepentingan terkait natural carbon solutions (NCS). NCS merupakan serangkaian upaya mitigasi berbasis sumber daya alam yang mencakup perlindungan hutan dan lahan basah, perbaikan pengelolaan hutan, serta restorasi ekosistem hutan, gambut, dan mangrove.

“Yang kedua adalah yang berkaitan dengan nature carbon solutions. Kalau kita sering dengar tentang mangrove, ini hal-hal bagaimana Indonesia dengan nature based, jadi kita punya sumber daya alam yang sangat luar biasa,” pungkasnya. 

Ketiga, berkaitan dengan pertanian yang berkelanjutan. Ia menjelaskan bahwa pertanian yang berkelanjutan ini akan berhubungan dengan produktivitas dan juga inovasi. Oleh sebab itu, Kadin Indonesia sendiri juga diketahui sudah memiliki beberapa program untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan. 

“Yang ketiga, adalah yang kita hubungkan dengan regenerative forest atau sustainable agriculture. Jadi, hubungan dengan pertanian yang berkelanjutan. Dan ini berkaitan dengan produktivitas dan inovasi,” ujarnya.

Keempat, berkaitan dengan ekonomi sirkular. Sebagaimana diketahui bahwa limbah di Indonesia sangat besar. Oleh karena itu, Shinta mengatakan, Kadin ingin memiliki satu program yang terintegrasi, terutama berkaitan dengan ekonomi sirkular. 

Perdagangan karbon adalah yang kelima. Shinta menuturkan, dengan sumber daya yang ada, Indonesia memiliki kesempatan untuk tampil di dunia. 

“Perdagangan karbon akan dimulai minggu depan, jadi karbon adalah masalah utama yang harus kita prioritaskan,” tuturnya. 

Keenam, berkaitan dengan elektrifikasi. Ia mengatakan, “Jadi sangat penting, kita sudah sering mengatakan mengenai bagaimana Indonesia harus menggunakan elektrifikasi, yaitu dari segi transportasi. Bagaimana caranya kita bisa lebih menggunakan publik-publik transport yang menggunakan listrik.”

Kepentingan yang terakhir merupakan akselerasi dari energi terbarukan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: