Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kian Sengitnya Balapan Elektabilitas Prabowo-Ganjar, Anies Masih Sulit Mengejar!

Kian Sengitnya Balapan Elektabilitas Prabowo-Ganjar, Anies Masih Sulit Mengejar! Ganjar, Prabowo, Anies | Kredit Foto: Detik

Secara peta kekuatan, Ganjar hanya didukung oleh dua partai parlemen yaitu PDIP dan PPP, sisanya partai-partai non-parlemen. Prabowo lebih banyak mengoleksi dukungan, baik dari parlemen (Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat) maupun partai baru dan non-parlemen.

“Di atas kertas, kekuatan dukungan Prabowo lebih unggul, dari sisi dukungan partai-partai dan elektabilitas yang lebih tinggi,” Andreas menjelaskan. Karena itu agak sulit bagi kubu Prabowo untuk hanya menerima posisi sebagai cawapres Ganjar.

Baca Juga: GM BKAG Dukung Prabowo di Pilpres 2024: Prabowo, You'll Never Walk Alone

Sebaliknya, Ganjar yang diusung oleh PDIP, satu-satunya partai yang bisa mengajukan capres-cawapres tanpa harus berkoalisi, tentu juga sulit mengalah supaya bersedia menjadi cawapres bagi Prabowo.

“Apakah dua kekuatan yang sama-sama berebut dukungan Jokowi itu bersedia menurunkan ego masing-masing dan menegosiasikan posisi capres-cawapres demi tujuan yang lebih besar, yaitu keberlanjutan arah pembangunan, sangat ditunggu oleh publik,” tegas Andreas.

Di kubu “perubahan”, Anies kini justru lebih dominan didukung oleh dua partai yang notabene berasal dari koalisi pemerintahan Jokowi, yaitu Nasdem dan PKB. Demokrat memutuskan hengkang setelah gagal memperjuangkan tiket cawapres yang direbut Muhaimin Iskandar.

Demokrat bahkan kemudian beralih mendukung Prabowo yang diusung oleh partai-partai dari kubu pemerintah. PKS yang awalnya tampak enggan mendukung Anies-Cak Imin, baru setelah pendekatan intensif akhirnya mendapat persetujuan dalam forum Majelis Syuro.

Di luar posisi tiga besar, sejumlah nama bersaing memperebutkan tiket cawapres bagi koalisi yang belum menentukan figur pendamping capres. Di antaranya, Ridwan Kamil (5,3 persen), Puan Maharani (4,4 persen), dan Agus Harimurti Yudhoyono (4,1 persen).

Berikutnya ada Erick Thohir (3,6 persen) dan Sandiaga Uno (3,2 persen). “Sementara AHY sudah mengalah setelah mendukung Prabowo, nama-nama seperti RK, Sandi, dan Erick masih masuk dalam bursa cawapres di kubu Prabowo atau Ganjar,” Andreas memaparkan.

Lalu ada pula Khofifah Indar Parawansa (1,6 persen), Gibran Rakabuming Raka (1,5 persen), dan Airlangga Hartarto (1,2 persen). “Nama ketiganya pun beredar sebagai figur cawapres, meskipun Gibran masih tersandung syarat usia pencalonan,” kata Andreas.

Selain itu ada Yenny Wahid dan Mahfud MD yang sama-sama mengantongi elektabilitas 1,0 persen, Andika Perkasa (0,6 persen) dan Cak Imin (0,4 persen). Nama-nama lainnya memiliki elektabilitas sangat kecil, dan sisanya tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 5,2 persen.

Baca Juga: Demokrat Gabung ke Prabowo, AHY Makin Tenggelam di antara Kandidat Cawapres Besar

Survei NEW INDONESIA Research & Consulting dilakukan pada 11-17 September 2023 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: