4 Tahun Bersama Erick Thohir, BUMN Holding Tambang Kejar Hilirisasi Komoditi Mineral di Indonesia
BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID atau Mining Industry Indonesia mengemban amanah sebagai induk perusahaan pertambangan milik negara untuk memaksimalkan hilirisasi industri pertambangan Indonesia. Melalui sepak terjang anggota perusahaannya, MIND ID menjadi yang terdepan dalam melakukan upaya hilirisasi industri pertambangan.
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan hilirisasi merupakan salah satu dari tiga mandat yang diberikan pemerintah kepada BUMN Holding MIND ID meliputi pengelolaan cadangan dan sumber daya strategis, hilirisasi, dan memiliki kepemimpinan pasar yang terwujud melalui optimalisasi komoditas mineral dan ekspansi bisnis.
Baca Juga: 4 Tahun Bersama Erick Thohir, Digitalisasi Jadi Tonggak Kebangkitan ASDP
"Adanya hilirisasi industri pertambangan ini dapat memperkuat struktur industri hingga memberikan nilai lebih untuk Indonesia. Dengan adanya hilirisasi juga MIND ID mampu menyediakan lapangan pekerjaan," kata Hendi Prio Santoso di Jakarta, Jumat, 6 Oktober 2023.
Komitmen MIND ID terhadap hilirisasi merupakan langkah konkret dalam mewujudkan visi “Indonesia Maju” sesuai dengan arahan Menteri BUMN, Erick Thohir, selama empat tahun kepemimpinannya. Hilirisasi adalah strategi penting dalam pengembangan industri dan ekonomi Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada impor.
“MIND ID, sebagai perusahaan BUMN yang berperan dalam sektor pertambangan, memiliki tanggung jawab dan komitmen yang kuat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kemajuan bangsa. Dengan fokus pada hilirisasi, kami berupaya mengembangkan industri-industri turunan yang akan memberikan manfaat jangka panjang bagi negara dan masyarakat Indonesia,” ujar Hendi.
Melalui anggota perusahaannya, meliputi PT Antam Tbk., PT Bukit Asam Tbk., Pt Freeport Indonesia, PT Inalum, dan PT Timah Tbk., MIND ID terus berupaya melakukan hilirisasi industri pertambangan dengan tujuan memberikan nilai lebih untuk Indonesia di sektor pemanfaatan minerba.
Di antaranya, pembangunan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek SGAR ini dimiliki oleh cucu perusahaan MIND ID, PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) dengan proses pengerjaan oleh Konsorsium China Aluminium International Engineering Co. Ltd., (Chalieco) bersama dengan PT PP.
Pabrik peleburan alumina tersebut dimaksudkan melengkapi rantai pasok antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat dengan pabrik peleburan aluminium milik PT Inalum. SGAR memiliki kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun dengan estimasi bahan baku bauksit sebanyak 3,3 juta ton per tahun.
Proyek dengan dana sebesar 831 juta dolar AS tersebut akan mulai beroperasi pada 2025 nanti. "Ini menjadi keuntungan bagi Indonesia di mana dengan adanya SGAR ini kita tidak usah mengirim dulu bijih bauksit ke luar negeri untuk dijadikan alumina sebagai bahan baku pembuatan aluminium," ucap Hendi.
Inalum pun pun berhasil meningkatkan kapasitas produksi aluminium melalui anak perusahaannya, Indonesia Aluminium Alloy (IAA) yang kini sudah melakukan soft commissioning memastikan mesin-mesinnya siap beroperasi dalam mendaur ulang aluminium.
Baca Juga: BUMN hingga PSSI, Ketokohan Erick Thohir Tak Bisa Diremehkan Jelang Pilpres 2024
Masih dalam narasi mendorong hilirisasi industri pertambangan, MIND ID melalui PT Antam berhasil membangun smelter feronikel berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Proses pengerjaan proyek tersebut sudah mencapai 98 persen dan diharapkan bakal beroperasi pada akhir 2023.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement