Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

SCG Gelar ESG Symposium 2023 Thailand, Satukan Langkah Menuju Masyarakat Rendah Karbon Lewat 4 Usulan Ini

SCG Gelar ESG Symposium 2023 Thailand, Satukan Langkah Menuju Masyarakat Rendah Karbon Lewat 4 Usulan Ini Kredit Foto: SCG
Warta Ekonomi, Jakarta -

SCG menggelar ESG Symposium 2023 bertajuk "Accelerating Changes towards Low Carbon Society" sebagai upaya mendorong kolaborasi lintas sektor menuju masyarakat rendah karbon. ESG Symposium 2023 digelar di Queen Sirikit National Convention Center, Bangkok, Thailand pada Kamis, 5 Oktober 2023. Lebih dari 2.000 perwakilan lintas sektor hadir dalam agenda tersebut.

Terdapat empat usulan yang disampaikan melalui ESG Symposium 2023 ini dalam rangka mempercepat transisi menuju masyarakat rendah karbon. Keempat usulan itu adalah sebagai berikut.

1. Kolaborasi Pengembangan Saraburi Sandbox

Saraburi Sandbox merupakan kota rendah karbon pertama di Thailand. Pengembangan Saraburi Sandbox didukung oleh industri hijau, pertanian berkelanjutan, dan ekowisata. Saraburi sendiri merupakan provinsi yang berperan sebagai pusat ekonomi, mencakup industri berat, pertanian, pariwisata dan kota metropolitan.

Saraburi dinilai menjadi kota yang akurat dalam menggambarkan Thailand dan menjadi studi kasus yang cocok untuk memahami faktor keberhasilan serta tantangan dalam bertransisi menjadi masyarakat rendah karbon. Berbagai pihak terlibat dalam proses integrasi Saraburi, mulai dari ahli industri, pejabat, dan masyarakat sipil.

Salah satu upaya kolaboratif yang sudah dilakukan ialah mandat penggunaan semen rendah karbon dalam semua proyek konstruksi di Provinsi Saraburi mulai tahun 2024. Inisiatif lain yang dilakukan yakni menerapkan irigasi bergantian dalam sawah untuk menghemat penggunaan air, menanam tanaman energi seperti rumput Napier, mengubah limbah pertanian menjadi sumber energi alternatif, dan menanam bersama di 38 hutan di seluruh provinsi untuk menyerap gas rumah kaca, yang juga membuka jalan untuk ekowisata dan menciptakan sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat.

Baca Juga: Pentingnya ESG Sebagai Aspek Informasi Kinerja Lembaga

2. Ekonomi Sirkular Menjadi Agenda Nasional

Usulan kedua yang disampaikan ialah memasukkan ekonomi sirkular dalam agenda nasional karena dinilai menjadi upaya mencapai pertumbuhan ekonomi rendah karbon. Beberapa industri di Thailand sudah menerapkan ekonomi sirkular, seperti industri kemasan, otomotif, dan konstruksi.

Kunci utama dalam mewujudkan ekonomi sirkular adalah penetapan kebijakan, hukum, dan standar yang jelas. Selain itu, sistem pemilahan dan pengumpulan sampah yang terintegrasi secara nasional; metrik yang terdefinisi dengan baik untuk melacak kemajuan; dan pemeliharaan ekosistem yang meningkatkan manfaat investasi dan kemajuan teknologi yang relevan dengan ekonomi sirkular.

Upaya tambahan mencakup promosi produk hijau yang terbuat dari bahan daur ulang atau biodegradable, menetapkan mandat hukum yang jelas tentang kuantitas, dan pengadaan hijau yang dipimpin oleh lembaga pemerintah untuk meningkatkan penerimaan yang luas.

3. Beralih ke Energi Terbarukan dan Berkelanjutan

Usulan ketiga diimplementasikan melalui upaya menghilangkan pembatasan dengan meliberalisasi perdagangan listrik terbarukan melalui modernisasi jaringan listrik pintar (smart grid). Upaya tersebut memungkinkan sektor publik dan swasta berbagi jaringan listrik untuk akses yang lebih mudah dan nyaman.

Upaya lain yang dilakukan ialah mengembangkan teknologi penyimpanan baterai untuk energi terbarukan, optimalisasi penggunaan ruang kosong untuk menyimpan energi dalam berbagai bentuk (energi hidro, termal, mekanik, dan kimia), pengembangan sumber energi alternatif yang lebih baru (hidrogen, bioenergi, limbah masyarakat, dan limbah industri) dan mengikutsertakannya dalam Rencana Energi Nasional. Revisi kebijakan, pengenalan insentif untuk mendorong konsumsi energi terbarukan, dan pemanfaatan Big Data untuk meningkatkan efisiensi transportasi juga termasuk dalam usulan ini.

4. Memastikan Inklusivitas

Inklusivitas bagi kelompok rentan seperti UMKM, buruh, petani, dan komunitas lokal menjadi prioritas inklusivitas dalam mendorong transisi menuju masyarakat rendah karbon. Thailand harus secara proaktif mencari dana untuk benar-benar mendorong masyarakat rendah karbon. Proyek potensial mencakup dana inovasi untuk petani dalam menghadapi fluktuasi kondisi cuaca dan dana untuk restorasi hutan sambil menghasilkan pendapatan dari kredit karbon. Selain itu, penting untuk mengembangkan keterampilan pekerja yang terkena dampak oleh transisi ini untuk memastikan mereka dapat beradaptasi dengan cepat dan mandiri.

Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, yang hadir dalam ESG Symposium ini pun mengapresiasi dan menerima keempat usulan tersebut. Thavisin meyakini bahwa kolaborasi seluruh sektor dalam penerapan strategi ESG akan membantu pemulihan bumi menjadi lebih baik. Ia juga berpendapat bahwa untuk lebih mengembangkan pembangunan berkelanjutan di Thailand, transisi yang jelas dengan memprioritaskan aspek manusia adalah hal utama.

"Mengenai usulan hari ini, saya akan menugaskan lembaga-lembaga terkait untuk mengambil tindakan lebih lanjut," tegas Thavisin dalam sambutan di ESG Symposium 2023, Bangkok, 5 Oktober 2023.

Aspek manusia yang dimaksud ialah memprioritaskan pembangunan berkelanjutan tanpa meninggalkan siapa pun dengan fokus utama pada kelompok rentan, menggaungkan HAM dan kesetaraan gender, serta mendorong kolaborasi dari berbagai lapisan untuk menghadapi perubahan iklim, guna menjamin akses ke layanan energi yang terjangkau dan andal pada tahun 2030. Praktik ekonomi sirkular dan transisi menuju energi hijau dan terbarukan juga menjadi aspek yang tak kalah penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Saya sangat terkesan melihat bagaimana semua sektor masyarakat Thailand, termasuk bisnis, pemerintah, akademisi, dan publik bersatu untuk merencanakan strategi untuk transisi menuju masyarakat rendah karbon," tambahnya.

President & CEO SCG, Roongrote Rangsiyopash, menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh PM Thavisin. Ia meyakini bahwa pemerintah berkomitmen dalam pembangunan berkelanjutan sehingga akan mendorong kemajuan yang stabil dan berkelanjutan bagi Thailand.

"Saya yakin bahwa di bawah pemerintahan beliau yang berkomitmen untuk pembangunan berkelanjutan tanpa meninggalkan siapa pun, ditambah dengan kebijakan negara yang jelas, setiap sektor akan bekerja bersama-sama dengan kuat untuk mendorong kemajuan negara secara stabil dan berkelanjutan," pungkas Roongrote.

Baca Juga: ESG Jadi Kunci Mengubah Masa Depan Dunia Hadapi Pemanasan Global Ekstrem

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: