Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bappenas: Hilirisasi Bikin Boncos APBN, Tapi Bisa Bawa Ekonomi RI Tumbuh Meroket

Bappenas: Hilirisasi Bikin Boncos APBN, Tapi Bisa Bawa Ekonomi RI Tumbuh Meroket Kredit Foto: Alfida Rizky Febrianna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, membahas terkait pentingnya hilirisasi mineral untuk kemakmuran bangsa Indonesia di masa mendatang.

"Kebijakan hilirisasi mungkin akan terasa pahit dalam jangka pendek terutama dalam pendapatan negara, namun dampak positif dari kebijakan ini akan terasa dalam jangka panjang, saat ekosistem hilirisasi sudah terbentuk dan pabrik pengolahan telah beroperasi," ungkapnya, dalam Indonesia Mining Summit 2023, dikutip Rabu (11/10/2023).

Suharso juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kekayaan mineral kritis yang berlimpah. Sehingga, sumber daya ini tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan transisi energi bagi Indonesia saja, melainkan untuk dunia.

Baca Juga: Bappenas Minta Parpol dan Capres RI Buat Program Prioritas sesuai RPJPN 2025-2045

"Dalam era pergeseran global menuju sumber energi yang lebih bersih, peran mineral kritis menjadi sangat signifikan," kata Suharso.

Suharso mengatakan, mineral-mineral seperti nikel, kobalt, tembaga, dan lithium, menjadi unsur kunci dalam teknologi energi bersih seperti baterai kendaraan listrik, panel surya, dan turbin angin.

"Nikel dan kobalt, misalnya, digunakan dalam baterai lithium-ion yang menggerakkan kendaraan listrik dan menyimpan energi dari sumber-sumber terbarukan," jelasnya.

Dia juga menjelaskan, tembaga adalah komponen penting dalam kabel listrik yang mengantarkan energi ke rumah-rumah dan bisnis. Lalu, lithium yang digunakan dalam baterai lithium-ion, adalah salah satu elemen paling vital dalam penyimpanan energi.

Tak hanya itu, mineral seperti silikon dan kuarsa digunakan dalam pembuatan panel surya yang memanfaatkan sinar matahari untuk menghasilkan listrik bersih. 

"Dengan demikian, mineral kritis adalah fondasi dari pergeseran menuju sumber energi yang lebih berkelanjutan, membantu kita mengurangi emisi karbon dan mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan bersih," paparnya.

Maka dari itu, Suharso menekankan agar upaya hilirisasi yang sedang dilakukan harus terus dilanjutkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, meningkatnya penciptaan lapangan kerja, dan tumbuhnya produktivitas nasional yang menghasilkan nilai tambah sebesar-besarnya.

"Hilirisasi yang ingin dilakukan Indonesia adalah hilirisasi yang melibatkan transfer teknologi, memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, dan tentunya meminimalisasi dampak lingkungan," tandasnya.

Baca Juga: Kepala Bappenas: Orang Afrika Bakal Jadi Penduduk Terbanyak di Bumi, Kalahkan Asia!

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: