Kredit Foto: Kemendes PDTT
Ada beberapa hal lain yang ditekankan Gus Halim dalam pertemuan tersebut. Di antaranya adalah komitmen untuk memperdalam kerja sama praktis di bidang pertanian dan perdesaan antara Indonesia dan China.
Kegiatan Benchmarking Study ini dilaksanakan mulai 15-25 Oktober 2023 di China. Sebanyak 20 kepala desa dari berbagai provinsi di Indonesia sengaja diberangkatkan untuk berjejaring dan saling bertukar gagasan serta pengalaman dengan desa-desa di China.
Baca Juga: Sri Mulyani: Pejabat Uni Eropa Akui Ekonomi Indonesia Terbesar & Terbaik di Asia Tenggara
Benchmarking study ini adalah hasil kerja sama antara Kemendes PDTT dengan Ministry of Agriculture and Rural Affairs (MARA) China.
Kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam pembangunan perdesaan di kedua negara tersebut. Selama Benchmarking Study berlangsung diharapkan masing-masing delegasi dapat bertukar pengetahuan dan praktik terbaik dalam upaya mencapai tujuan bersama dalam pembangunan wilayah perdesaan.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari pemerintah China. Di antara mereka adalah Yan Shi, Presiden Institut Manajemen dan Administrasi MARA, yang memainkan peran penting dalam memfasilitasi kerja sama internasional ini.
Yan Shi menyampaikan apresiasi atas kesempatan kerja sama ini dan berkomitmen untuk memberikan pembelajaran dan pengalaman terbaik kepada para peserta. Dengan demikian para kepala desa yang menjadi peserta dapat menerapkan apa yang telah didapat saat kembali ke Indonesia.
Baca Juga: Koka Indonesia, PMA China Pertama yang Listing di BEI
Hadir pula Ni Hongxing, Inspektur Utama Departemen Kerjasama Internasional, MARA. Dia menyampaikan bahwa China sedang berfokus untuk meningkatkan kerja sama internasional untuk bidang pembangunan perdesaan dan pertanian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement