Waduh, Kemenperin Ungkap Baru 7.500 Masyarakat yang Manfaatkan Program Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik
Kementerian Perindustrian mengungkapkan bahwa per 20 Oktober 2023, program bantuan Pemerintah untuk Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) Roda Dua telah diterima oleh lebih dari 7.500 penerima manfaat.
“Diharapkan ke depannya semakin banyak masyarakat yang menjadi penerima manfaat program tersebut, sehingga target peningkatan ekosistem KBLBB roda dua yang sejalan dengan komitmen penurunan emisi karbon di Indonesia dapat tercapai,” harap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada pembukaan Indonesia Motorcycle Show (IMOS+) di ICE BSD, Tangerang, Rabu (25/10).
Menurut Agus, hingga saat ini sudah ada sebanyak 16 perusahaan industri KBLBB roda dua yang menjadi peserta program bantuan Pemerintah, dengan 38 model yang telah masuk ke dalam platform penyaluran program bantuan.
Lebih lanjut Ia menyebut, untuk ekosistem kendaraan bermotor listrik roda dua, pemerintah didukung oleh 48 perusahaan sepeda motor listrik dengan kapasitas produksi sebesar 1,427 juta unit per tahun.
Baca Juga: Ini Langkah-langkah yang Bisa Tingkatkan Penggunaan Kendaraan Listrik di Indonesia
Agus mejelaskan bila dalam rangka pengembangan EV, Kementerian Perindustrian terus melakukan akselerasi pembentukan ekosistem melalui evaluasi dan berbagai terobosan. “Langkah ini merupakan bentuk dukungan industri dalam pemenuhan komitmen pemerintah untuk menurunkan gas emisi,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan data registrasi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sampai dengan Bulan September 2023, telah terdaftar sepeda motor listrik sejumlah 66.978 unit. Salah satu upaya yang dilakukan Kemenperin adalah melalui program Bantuan Pemerintah untuk Pembelian KBLBB Roda Dua. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian nomor 6 Tahun 2023 juncto nomor 21 Tahun 2023, pemerintah memberikan bantuan berupa potongan harga sebesar Rp7.000.000 tiap pembelian satu unit KBLBB roda dua yang memiliki TKDN minimal 40%.
“Bantuan ini bisa didapatkan oleh setiap Warga Negara Indonesia berusia minimal 17 tahun yang memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK), dibuktikan dengan kepemilikan KTP elektronik,” terang Menperin.
Adapun, salah satu langkah penting dalam pengembangan ekosistem EV adalah sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sehingga bisa nyaman mengendarai sepeda motor berbasis listrik.
Upaya ini dilakukan antara lain melalui penyelenggaraan pameran otomotif seperti IMOS+. Pada penyelenggaraan IMOS di tahun 2022 lalu mencatatkan penjualan 2.961 unit motor senilai Rp101.98 miliar. Pada IMOS+ tahun ini, Menperin mengharapkan penjualan dapat mencapai Rp2 Miliar atau 6.000 unit sepeda motor.
“Kepentingan kami dalam hal ini karena industri alat angkut memiliki subsektor industri pendukung yang banyak, seperti industri ban, kaca, aki, baterai listrik, helm, juga apparel. Sehingga merupakan pengungkit yang besar dan juga meningkatkan nilai tambah bagi PDB,” Menperin menerangkan.
Baca Juga: Kemenperin Kebut Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Pemerintah pun terus berupaya mendukung peningkatan minat masyarakat terhadap sepeda motor listrik melalui regulasi yang telah lengkap serta komprehensif. Salah satu yang dilakukan Kemenperin adalah menjajaki perumusan standardidasi baterai kendaraan listrik.
Adapun, lanjut Agus, kendaraan bermotor roda dua telah mencapai penjualan domestik sebesar 4,7 juta unit dan ekspor sebesar 428 Ribu unit (CBU) pada periode Januari – September 2023.
Angka tersebut meningkat bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022 yang sebesar 3,6 juta unit untuk penjualan domestik dan total ekspor 568 ribu unit (CBU). Total penjualan domestik pada tahun 2022 mencapai 5,2 juta unit dan total ekspor mencapai 743 ribu Unit (CBU).
“Target penjualan domestik sepeda motor di akhir tahun 2023 sebesar 6,1 juta unit. Kami juga mendorong agar ekspornya paling tidak dapat menyamai angka tahun 2022, terlepas sedang lemahnya daya beli pasar global. Dengan ekspor yang tinggi, kita dapat menunjukkan bahwa sektor otomotif berkontribusi menjadi pahlawan devisa pada neraca perdagangan Indonesia,” tegas Agus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement