Tak Cuma Naik Kelas, Sinergi Pemprov Kaltim dan Pertamina Bawa Usaha Lokal Mendunia!
Pelaku UMKM lainya Sri Astuti Wijaya(52). Dia salah satu pelaku UMKM di Kota Balikpapan yang cukup lama dan sukses memasarkan produk-produk olahan rumah tangga. Bahkan Astuti kerap berbagi ilmunya dalam pelatihan pembuatan sambel dari bahan olahan hasil laut bagi ibu-ibu nelayan di Manggar.
Ditemui di aula kecamatan Manggar, Balikpapan, Minggu (29/10/2023), Sri mengungkapkan, sejak 2004 memulai usahanya. Dia menamai usahanya “BDS Snack” atau Budayakan Daerah Sekitar. Usaha kini berada dekat kawasan industri Tritip, Kecamatan Balikpapan Timur. Sejak lama produk UMKM telah masuk pasar modern 2014 dan hotel.
Baca Juga: Sektor Perhotelan dan Komersial Kian Marak, Pendapatan INPP Melonjak 42% di Kuartal III-2023
“Saya masuk semua pasar modern. Ada di hypermart, foodmart, hero dulu ada Giant. Dan pernah di Novotel tapi sekarang sudah tidak lagi. Hampir semua produk ada aneka amplang, aneka kerupuk, ada abon juga, ada aneka stik. Merek BDS Snack ada lebih dari 20-an varian,” terang Astuti.
Berbagai produk olahannya diantaranya berbagai jenis sambel, berbagai amplang, kerupuk mentah dan bakar, stik seefood berbagai model stik cumi, udang, kepiting. Abon ada sambel.
Sambal ini nantinya bisa tahan hingga satu tahun.
“Karena tergantung kemasannya, memasaknya, sehingga bisa tahan,” ucapnya.
Menurutnya pemula UMKM harus terus berusaha membuat produk yang belum dibuat dengan rasa yang enak. Selain ketekunan dan kesabaran, dibutuhkan pula pendampingan permodalan.
“Kalau pemasaran sudah lebih sekarang ini karena sosial media. Kan pendampingan sudah banyak sekarang ini,” ucapnya.
Astuti pernah menjadi Juara tiga lomba produk olahan khas Balikpapan pada 2010 silam. Saat ini, pelaku UMKM diuntungkan dengan berkembang pesatnya teknologi berbeda saat di awal usahanya dulu.
“Sekarang banyak UMKM-UMKM berkembang dan binaan dari dinaskan bukan seperti dulu. Saya dulu binaan dinas Koperasi, dinas perdagangan dan perikanan. Kita mau mulai lagi online masuk di Shopee, di Tiktok, di media sosial juga, selain pasar modern,” ujarnya.
Salah satu pendamping dan pembina UMKM kota Balikpapan adalah Rumah BUMN. Sejak 2022 Rumah BUMN Balikpapan telah bekerja sama dengan tiga hotel di Balikpapan memajangkan hasil kuliner UMKM Balikpapan seperti peyek Kepiting dari Kampoeng Timoer, Ampang Fishday, Cimi-mini Nitiya, Cimi-Cimi Daun Kelor dan Stik Kepiting.
“Ada hotel Jatra, Astara, Pentacity sekitar BSB itu,” sebut Dimas Adha Septian Asisten Supervisor rumah BUMN di Balikpapan dihubungi, Minggu (29/10).
Beberapa hotel lainnya kata Dimas sudah melakukan kontak untuk pembahasan kerja sama dengan UMKM agar mereka bisa juga ikut tampil di etalase hotel atau minibar hotel.
Di Rumah BUMN terdapat 1140 UMKM binaan dengan UMKM yang aktif dibina sebanyak 440 UMKM. Dari jumlah itu mayoritas ada kuliner disusul kriya dan fashion.
Rumah BUMN ini ditunjukan oleh Kementerian BUMN ikut serta dalam pendampingan bagi UMKM di kota atau kabupaten. “Ini rumah BUMN dibawah Pertamina,” sebutnya.
Dimas mengakui selama berjalan kerjasama dengan perhotelan dan UMKM, pihaknya sebagai pembina sejauh ini belum melakukan evaluasi. Hanya saja ada masukan dari Pj gubernur untuk rolling dan memberikan kesempatan pelaku UMKM lainya.
“Nanti kita bawa rapat ini terkait evaluasi apakah ditindaklanjuti atau tidak. Itu sudah skala ekspor dan produksinya sudah mampu memenuhi permintaan dari 3 hotel itu,” ungkapnya.
Produk UMKM yang masuk di Hotel ini beberapa sudah skala ekspor seperti Peyek Kepiting Kampoeng Timoer reguler di China dengan kemasan tersendiri dan Malaysia.
Sementara 6 produk yang masuk tiga hotel secara rutin memasok 150-200 produk perbulannya.
“200 kali enam produk dikalikan beberapa bulan berjalan,” sebutnya.
Dimas membeberkan bagi UMKM pemula atau perintis yang akan masuk dalam binaan Rumah BUMN cukup mendaftar di link google form untuk data base dan masuk grup WA Rumah BUMN. Nanti di dalam Rumah BUMN akan dibina termasuk pembuatan sertifikat halal, NIB, PIRT (hak distribusi dan standar kesehatan pengelolaan produksi).
“Nggak bayar kita gratis. Halal hampir 80 persen, kalau PIRT berkala dengan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan,” ujarnya.
Bukan hanya itu tampil di outlet hotel berbintang, bahkan Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud akan mengeluarkan SK yang meminta kepada perkantoran pemerintah dan swasta wajib memberikan ruang bagi UMKM memasarkan produknya.
“Nanti mereka wajib punya pojok sudut UMKM masing-masing minimal untuk mempromosikan. Mulai tahun ini pakai SK wali kota dikeluarkan,” ungkap Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Balikpapan nilai Heruressandy kepada warta ekonomi.
Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Balikpapan juga menilai stakeholder terkait termasuk pengusaha, BUMN Pertamina dan Bank Indonesia , serta pengusaha perhotelan terus mendukung upaya UMKM naik kelas melalui produk unggulan. Mereka pun antusias terhadap munculnya produk UMKM yang unggul di Balikpapan.
“Terutama perhotelan mereka butuh icon yang dikenalkan ke tamu. Begitu juga di perkantoran, layanan publik seperti pelabuhan dan bandara juga sama,” katanya.
Rencananya pada akhir tahun 2023 ini pojok UMKM akan buka di Gate 9 keberangkatan Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan hingga satu tahun ke depan.
Produk UMKM Wajib Kurasi
Sementara GM E Walk dan Pentacity Yudi Saharuddin mengatakan sejak tahun awal 2023 ini ada 6 produk unggulan UMKM Balikpapan yang masuk dalam outlet minibar Hotel Jatra. Yakni Fishday, Kampoeng Timoer, Mantau Fya, Idil Fifta dan Pawon serta Nitiya.
Atas dukungan ini, hotelnya meraih penghargaan dari pemkot yang diberikan pada HUT Balikpapan Februari tahun 2023 ini.
“Memang ya kamar kita lumayan banyak ada hampir 1000 di dalam BSB ada 4 hotel. Memang satu ya dari produk umkm suplai agak kadang kewalahan,” ungkapnya.
Dia menekankan salah satu yang harus dilakukan adalah pendampingan bagi UMKM dalam menghasilkan produknya agar lebih variasi dan lebih kreatif.
“Masukan pak gubernur untuk buat mungkin digilir atau semacamnya karena kan ada beberapa yang memang tidak masuk kriteria. Harus ada sertifikasi halal, harus ada lainya,” katanya.
Untuk itu kolaborasi pemerintah, dengan swasta, pelaku usaha, pembina termasuk UMKM harus terus berkolaborasi supaya produk mereka betul-betul jadi unggulan daerah.
“Ada kurasi yang lebih baik lagi. Ada banyak produk yang masuk di hotel kita,” ucap Yudhi.
Sementara untuk proses Kurasi UMKM di bawah binaan Rumah BUMN dilakukan oleh Rumah BUMN Balikpapan bersama Dinas Perdagangan Kota Balikpapan.
“Setelah dikurasi lalu kami rekomendasikan ke pihak hotel apakah akan ditindaklanjuti atau ada ketentuan tambahan terkait produk yang masuk,” tambah Dimas Adha Septian selaku Asisten Supervisor Rumah BUMN Balikpapan.
Kepala Dinas Koperasi UMKM, Perindustrian Balikpapan Heruressandy menyebutkan untuk kurasi produk UMKM memiliki tim tersendiri. Yakni gabungan dari internal pemerintah, maupun eksternal dari perusahaan, dan perhotelan.
“Dengan SK kolaborasi itu kita kenalkan untuk bergabung program juga bergabung untuk penilaiannya juga,” ucapnya.
Lanjutnya pihak akan meminta pengelola hotel lainnya agar bisa memberikan akses yang sama bagi UMKM terutama mereka yang sudah memenuhi syarat (kurasi) seperti memiliki PIRT, sertifikat halal, lolos mutu. Untuk itu perlu dilakukan kurasi kembali sebagai evaluasi bagi produk UMKM yang akan tampil di outlet/minibar hotel.
“Pasti pengelola hotel yang kasih masukan. Kita juga komunikasi ke hotel kemudian menginformasi kepada pelaku usahanya. Kita bisa lihat dari jumlah okupansi pesanan kalau banyak berarti produk itu berhasil disenangi orang. Itu salah satu ukurannya,” jelasnya.
Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian juga akan memulai seperti konsepnya rumah BUMN yakni mengambil semua produk UMKM unggulan kemudian di kurasi/seleksi. Yang terbaik akan dikenalkan kepada dinas perdagangan untuk promosi dan ekspor. Sedangkan dinas Perizinan dikenalkan untuk investasi dan juga ekspor.
“Pokoknya kita lakukan coba selesaikan bukan hanya di hulu saja tapi hilirnya kita pengen dorong mereka juga dapat kesempatan,” tandasnya.
Heruressandy menyebut di Kota Balikpapan tercatat ada hampir 60 ribu pelaku UMKM yang berkecimpung. Pasca pandemik, jumlah meningkat cukup tajam. Dari jumlah hampir 60 ribu UMKM, sebanyak 14 ribu telah dibina oleh Pertamina. Dari 60 ribu sekitar 30 ribu dari sektor kuliner. Menurutnya semua BUMN memiliki program pembinaan dan pemberdayaan masyarakat salah satu pada sektor UMKM.
“Pertamina itu binaan 14 ribu di Balikpapan itu. Baik perorang maupun kelompok. Mereka eksis duluan lama termasuk juga Bank Indonesia,” ungkapnya.
Peran dinas KUMKMP Balikpapan katanya lebih pada pembinaan, legalitas dokumen pelaku UMKM dan promosi.
“Kami lengkapi, mereka sudah dapat pembiayaan kita kenalkan pasarnya. Kalau yang baru dan mau coba-coba itu masih ranah kami,” ucapnya.
Baca Juga: Perkuat Ekosistem Pangan, ID FOOD Siap Gencarkan Kemitraan dengan UMKM
Dengan jumlah UMKM yang mencapai puluhan ribu, perlu sentuhan semua pihak. Pemda perlu pendampingan dan pembuat kebijakan yang pro UMKM. Selain itu Kolaborasi dengan semua stakeholder, koordinasi dan kepedulian menjadi kunci penting tumbuh kembang dan majunya UMKM sebagai salah satu penopang ekonomi nasional
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Aliev
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement