Calon Presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengungkapkan ketimpangan jadi masalah besar di Indonesia. Hal ini Anies ungkapkan di acara Sarasehan 100 Ekonom 2023 pada Rabu (8/11/23).
Awalnya Anies mengungkapkan gagasan “satu kemakmuran” sebagai inti dari visi yang ia tawarkan di Pilpres 2024 berkaca dari masalah ketimpangan yang ada di Indonesia. Menurutnya, di balik angka-angka mengenai pertumbuhan ekonomi, Gross Domestic Product (GDP) yang tinggi, terdapat masalah utama yakni ketimpangan di masyarakat.
“Kita harus memastikan sampai pada satu kemakmuran, jadi visi Indonesia 2045 bukan semata-mata GPD per kapita tapi satu kemakmuran yang dirasakan oleh seluruh penduduk Indonesia. Mengapa ini penting? Kalau kita bicara kenyataan, tanpa kita membereskan satu kemakmuran, ketimpangan yang ada akan problematik, ini kenyataan yang sekarang kita hadapi,” jelas Anies.
Baca Juga: Anies Baswedan: Indonesia saat Ini Penuh dengan Ketidakadilan
Anies mengatakan demikian berkaca dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi tetapi menurutnya tak bisa menyelesaikan masalah pengangguran di Indonesia.
Sebagai contoh, Anies menyinggung GDP regional Maluku Utara 22,94 persen tapi penurunan tingkat pengangguran terbuka hanya di bawah 1 persen.
Karenanya, ketimpangan seperti ini menurut Anies jadi masalah nyata di Indonesia.
“Alhamdulillah kita berhasil meningkatkan angka rata-rata pertumbuhan di atas 6 persen, tapi ini kemudian tidak muncul menjadi lapangan pekerjaan yang setara,” ungkapnya.
Hal yang sama menurut Anies terjadi pada sektor investasi dll di mana tingginya angka tidak dibarengi dengan penyelesaian masalah pengangguran di Indonesia.
Eks Gubernur DKI Jakarta itu pun menyinggung soal masalah yang menimpa negara-negara Balkan di mana menurutnya apa yang terjadi pada mereka di masa lalu awalnya bukan berasal dari permasalahan politik tetapi faktor ketimpangan yang tak pernah diselesaikan.
“Pendapatan per kapita waktu itu Slovenia 175 persen dari rata-rata per kapita, sedangkan Kosovo hanya 50 persen, begitu juga dengan unemployment, employment oppourtunity di Kosovo berbeda dengan di Slovenia, Monetenegro, Macedonia, disparitas yang terjadi di sana itu jarang didiskusikan, yang dibicarakan perbedaan etnik, suku, dan bangsa, tapi kenyataan bahwa disparitas terjadi di Balkan selama beberapa dekade itu diabaikan,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement