Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saham TUGU Diprediksi Lanjutkan Penguatan Setelah Berhasil Rebound 1,37%

Saham TUGU Diprediksi Lanjutkan Penguatan Setelah Berhasil Rebound 1,37% Kredit Foto: Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasca tiga hari beruntun berakhir di zona merah, harga saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) menguat dan berakhir di zona hijau pada sesi I perdagangan hari ini. Dalam jangka pendek rebound technical masih berpotensi berlanjut.

Sejak awal pekan harga saham TUGU dibuka melemah dan berlanjut hingga perdagangan Rabu (8 November 2023). Namun pada pembukaan perdagangan Kamis (9/11/2023), harga saham TUGU dibuka menguat 5 poin ke Rp 1.100.

Seiring dengan berjalannya perdagangan, harga saham TUGU terpantau naik 3,19% ke Rp 1.130, sebelum ditutup pada level Rp1.110, atau meningkat 1,37%. Volume saham yang diperdagangkan mencapai 4,12 juta dengan nilai transaksi Rp4,59 miliar. Pola penguatan yang terjadi dinilai dikatalisis oleh sentimen makro serta faktor teknikal.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyampaikan bahwa sentimen positif datang dari tone dovish bank sentral AS di tengah data tenaga kerja AS yang di bawah ekspektasi. Sentimen tersebut dinilai menjadi katalis positif untuk emiten yang memiliki eksposur terhadap investasi seperti asuransi.

Baca Juga: Harga Saham Pengelola Starbucks Indonesia Ambruk di Tengah Aksi Boikot Produk Israel

"Asuransi sebagai pengelola investasi yang terdiversifikasi dan long-term diuntungkan dengan pernyataan The Fed yang sedikit melunak dalam pertemuan FOMC terakhir. Hal tersebut mendorong yield obligasi turun dan saham menguat sehingga berpotensi memiliki dampak positif terhadap kinerja investasi asuransi" kata Herditya.

Di sisi lain, Herditya juga menilai pada saham TUGU, tren koreksi dimulai ketika terjadi net sell asing yang besar. Namun belakangan ini Ia mencermati net sell di saham TUGU mulai menipis dan tekanan jual mulai menurun. Di sisi lain secara teknikal, harga saham TUGU juga mendukung untuk terjadinya rebound.

"Secara teknikal, kami melihat pergerakan TUGU berpeluang menguat terlebih dahulu, terlebih pada sesi 1 hari ini TUGU bergerak menguat disertai dengan munculnya volume pembelian. Selama TUGU masih mampu bergerak di atas area supportnya di 1090, kami memperkirakan TUGU berpeluang menguat untuk menguji MA200 di 1140 hingga menguji area resistance di 1175." kata Herditya.

Baca Juga: Usai Ditimpa Isu Reverse Stock, Saham GoTo Melejit 8,57%

Melihat pola teknikal yang terbentuk, Herditya menilai saham TUGU masih layak untuk diperdagangkan untuk strategi tactical trade dalam jangka pendek.

Sebelumnya TUGU mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,14 triliun di sepanjang Sembilan bulan tahun 2023. Laba bersih tersebut naik lebih dari 4 kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Mengacu pada laporan keuangan September 2023, laba bersih TUGU yang mengalami kenaikan pesat ditopang oleh pertumbuhan pendapatan premi neto, pendapatan investasi dan pendapatan usaha lainnya.

Untuk diketahui, pendapatan premi neto TUGU hingga September 2023 tercatat mencapai Rp 2,3 triliun atau naik 15% secara year-on-year (yoy).

Selain pendapatan premi neto yang tumbuh double digit, kinerja keuangan TUGU juga ditopang oleh beban komisi neto yang hanya tumbuh 5% yoy sehingga mendorong pendapatan underwriting dapat naik 17% yoy.

Di luar pendapatan underwriting, pendapatan investasi TUGU juga naik signifikan di waktu yang sama yaitu mencapai 66% yoy. Total pendapatan investasi perusahaan asuransi tersebut hingga September 2023 mencapai Rp 423 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp 254 miliar.

Total pendapatan yang diperoleh TUGU hingga akhir kuartal III-2023 tercatat mencapai Rp 2,74 triliun atau naik 24% yoy dari tahun sebelumnya Rp 2,21 triliun.

Hingga akhir September 2023, TUGU memiliki total aset Rp 23,89 triliun atau naik 14,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 20,85 Triliun. Tugu Insurance mencatatkan Ekuitas Rp10,16 triliun, meningkat 12,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya tercatat Rp 9,06 triliun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: