Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Melihat Dampak Penyelenggaraan Event Picnic Over The Hill

Melihat Dampak Penyelenggaraan Event Picnic Over The Hill Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Picnic Over The Hill (POTH) sudah selesai digelar. Event yang diselenggarakan Badan Pelaksana Otorita Labuan Melihat Dampak Penyelenggaraan Event Picnic Over The Hill Bajo Flores (BPOLBF) selama dua hari pada pekan kedua bulan November ini behasil mendatangkan total kunjungan sebanyak 1.037 orang dari 1.372 orang yang melakukan registrasi online dengan beberapa segmen usia pengunjung berasal dari anak hingga orang tua. Para pengunjung yang hadir selama 2 hari di event POTH juga didominasi oleh Generasi Z dan rombongan keluarga. 

"Kami menghitung total kunjungan selam 2 hari event berlangsung sebesar 1.037 orang dari 1.372 orang yang melakukan registrasi secara online. Jumlah pengunjung pada hari pertama  sebanyak 451 orang dan 586 orang di hari kedua. Ini adalah event pertama kami sebagai bentuk aktivasi kawasan Parapuar dan ini telah melampaui jumlah kunjungan yang kami targetkan yaitu 1.000 pengunjung"_ ungkap Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina. 

Dari event ini juga BPOLBF mencatat total transaksi dari 17 booth UMKM yang terlibat dalam event ini. Tercatat total nilai transaksi sebesar Rp. 20,122,000 selama 2 hari atau dengan kata lain masing-masing pengunjung berbelanja sekitar Rp. 10.000 - Rp. 20.000 per hari.

"Tim kami mencatat total transaksi selama 2 hari adalah sebesar Rp. 20.122.000, yang menurut perkiraan kami rata-rata pengunjung berbelanja sekitar Rp. 10.000 - Rp. 20.000 per hari. Total nilai transaksi ini belum termasuk dengan belanja bahan baku venue seperti bambu dan tenaga kerja lokal yang turut membantu penyiapan venue, serta jasa lainnya mulai dari transportasi, penyewaan alat, dan sebagainya. Begitupun para talent yang mengisi acara 100% adalah talent lokal NTT, sehingga perputaran uang dan penyerapan tenaga kerja dalam event ini diserap seutuhnya oleh lokal"_ ungkap Shana. 

Optimalisasi potensi lokal lainnya dalam event ini adalah, BPOLBF juga berkerja sama dengan Kole Project, yang merupakan salah satu komunitas waste management lokal di Labuan Bajo untuk mengelola sampah yang dihasilkan selama event berlangsung.  Selama event berlangsung, Kole Project mendata, sampah yang terkumpul selama dua hari kegiatan terhitung sebanyak 149,6 kg dengan rincian 39 kg sampah daur ulang dan 110.6 sampah residu. 

"Untuk menjamin penyelenggaraan event ini bebas dari sampah, kami bekerja sama dengan komunitas waste management di Labuan Bajo yaitu Kole Project. Berdasarkan data yang kami terima total sampah selama dua hari adalah 149,6 kg. Hari pertama, 50,1 kg dengan sampah daur ulang 18,4 kg dan sampah residu 31,7 kg lalu di hari kedua sebanyak 99,5 kg dengan sampah daur ulang 20,6 kg dan sampah residu 78,9 kg. Bersama Kole Project kami bersama-sama memastikan agar venue dalam keadaan bersih tanpa sampah usai event berlangsung"_ jelas Shana. 

Dalam potret terpisah, salah satu pelaku UMKM dari C'yen Food yaitu Maria menyampaikan harapan agar event ini lebih sering dilakukan. Menurutnya, melalui penyelenggaraan event pihaknya bisa memperoleh penghasilan yang lebih besar dari hari-hari biasa. 

"Piknik di atas bukit adalah acara yg baru pertama kali diadakan di Labuan Bajo, kami melihat sebagian masyarakat sangat antusias untuk mengunjungi Parapuar, karena tempat ini menyunguhkan pemandangan yg sangat indah dari atas bukit. Mungkin BPOLF harus sering mengadakan event di Parapuar sehingga tempat ini bisa menjadi tongkrongan & hiburan bagi masyarakat Labuan Bajo. Saya sebagai UMKM yg ikut bergabung dalam event ini sangat senang, karna dapat meningkatkan pemasukan keuangan saya, pendapatan hari pertama sebesar Rp. 850.000, hari  kedua sebesar 1.115.000. Semoga bisa berkolaborasi kembali dengan BPOLF di event-event selanjutnya"_ ungkap Maria. 

Paska event POTH, BPOLBF juga melakukan survei kepada 1.037 pengunjung yang telah datang ke event POTH dan juga kepada para pelaku UMKM, talent, sponsorship, komunitas dan unsur masyarakat lainnya yang terlibat selama event berlangsung. Survei ini dilaksanakan tentunya untuk menjaring aspirasi dan masukan dari masyarakat dan sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan event-event selanjutnya, terutama dengan kawasan Parapuar sendiri yang ke depannya akan dibuka untuk publik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: