Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Catat! Ini Hal yang Paling Penting Dilakukan Sebagai Support System Bagi Pasien Kanker Paru

Catat! Ini Hal yang Paling Penting Dilakukan Sebagai Support System Bagi Pasien Kanker Paru Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seseorang yang terdiagnosis kanker, termasuk kanker paru, tentu akan merasa dunianya runtuh. Bahkan, mungkin sudah tak ada lagi harapannya untuk melanjutkan hidup. Di sini lah, peran support system sangat dibutuhkan. 

Keluarga menjadi support system utama yang dibutuhkan pasien ketiga didiagnosis kanker paru. Namun perlu diperhatikan, hal tak kalah penting yang harus dimiliki sebagai support system adalah pemahaman mengenai penyakit itu sendiri.

"Support system-nya, paham tentang bagaimana itu kanker. Kalau keluarga sendiri enggak paham, kita sulit. Misalnya, keluarga bilang enggak boleh makan ini-itu, pastinya yang tadinya sudah kekurangan gizi jadi malah makin buruk karena informasi yang salah seperti itu,” ujar Pakar Onkologi Toraks RSUP Persahabatan & Ketua Indonesia Association Study of Thoraric Oncology Prof. dr. Elisna Syahruddin saat ditemui di bilangan Kuningan, Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Baca Juga: Ada 34 Ribu Kasus Baru Kanker Paru di Indonesia Tiap Tahunnya, Skrining dan Deteksi Dini Itu Penting Dilakukan!

“Jadi, support system yang paling utama adalah keluarga, tapi keluarganya sendiri harus paham. itu caranya bagaimana? Yaitu dengan cara menanyakan ke dokter,” sambungnya.

Menurut Prof.dr. Elisna Syahruddin, cara komunikasi support system juga perlu pelatihan dan peningkatan agar paham dengan penyakit dan kondisi pasien kanker paru. Sebab dalam banyak kasus, masih banyak di antara mereka yang meminta keluarganya diobati secara maksimal, namun tak paham dengan sakit yang diderita sang pasien.

“Keluarga sering mengatakan soal sakitnya di depan pasien (seperti menyalahkan pasien), cara komunikasi support system ini perlu pelatihan, perlu peningkatan. Jadi, bukan karena sekadar punya duit pokoknya orang tua saya diobati secara maksimal, tapi apa yang harus dipahami bahwa penderita kanker itu ada periodiknya yang denial dulu, kemudian dia menerima, kemudian dia berjuang bersama, dan akhirnya cerita tentang kematian,” jelas Prof.dr. Elisna Syahruddin.

Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker Paru, Pemeriksaan Molekuler dan Imunohistokimia Harus Ditanggung BPJS

“Ada sebuah penelitian (junior saya meneliti), lebih dari 85% pasien ingin tahu tentang kematian, kematiannya bagaimana dan kita kan suka menyembunyikan, jadi harus mengungkapkan yang sebenarnya dengan bantuan support system. Support system juga harus menerima,” tambahnya.

Kepala Pelayanan Medik RSUP Persahabatan dr. Erlang menambahkan, adanya Cancer Information & Support Center (CISC) di RSUP Persahabatan yang siap membantu keluarga pasien, salah satunya dengan memberikan edukasi mengenai kanker yang diderita salah seorang keluarga mereka.

“Pengobatan kanker ini sebetulnya bukti disiplin yang holistik. Di rumah sakit itu kita punya supporting system juga dari mulai gizi, rehabilitation medic-nya, kemudian salah satunya adalah LSM yang membantu pasien-pasien kanker. Di RS Persahabatan ada CISC yang membantu kami, entah bagaimana men-support keluarga pasien, memberikan edukasi, dan lain sebagainya,” jelas dr. Erlang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: