Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Budaya Literasi di Kabupaten Enrekang Demi Kemajuan Berbangsa dan Bernegara

Budaya Literasi di Kabupaten Enrekang Demi Kemajuan Berbangsa dan Bernegara Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Enrekang -

Budaya literasi merupakan budaya peradaban modern untuk mengakselerasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa budaya literasi, tidak akan ada percepatan dari berbagai sektor baik dalam skala domestik maupun nasional.

“Budaya literasi bukan hanya slogan semata. Bukan hanya soal baca tulis, tetapi bagaimana kita mengembangkan diri melalui kekuatan pengetahuan,” jelas Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kabupaten Enrekang, Andi Sapada, pada peluncuran buku Biografi Bupati Enrekang periode 2018-2023, Muslimin Bando, dan gelar wicara Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) Kabupaten Enrekang, Rabu, (13/12/2023).

Dengan kekuatan pengetahuan melalui pendidikan yang baik, Indonesia akan maju. Pendidikan yang baik dan berkualitas, dinilai Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando, apabila seluruh civitas akademika memiliki kemampuan membaca dan daya serap pemahaman yang baik. Tidak cukup sampai di situ, tetap diperlukan dukungan dari masyarakat melalui regulasi yang diciptakan oleh eksekutif dan legislatif.

“Fakta menunjukkan beberapa negara dengan kekayaan alam terbatas tapi menjadi negara industrialisasi yang sangat maju karena ditopang oleh manusia yang berkualitas,” jelas Syarif Bando.

Kemampuan membaca dan memahami makna tersirat dan tersurat dari sebuah bacaan merupakan inti dari pengajaran merdeka belajar. Oleh karena itu, diperlukan guru penggerak dan siswa pembelajar yang baik.

Baca Juga: Dongkrak Literasi Digital, Baznas Hadirkan Pelatihan Jurnalistik

Kabupaten Enrekang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil pertanian dan peternakan, utamanya sapi. Sayangnya, masih banyak yang mengolahnya secara tradisional dan belum bisa menambah nilai jual tinggi.

“Hasilnya, akan berbeda jika para peternak maupun petani memiliki banyak pengetahuan dari membaca. Kreativitas dan inovasi bakal menjadi faktor pembeda. Nilai jual akan lebih tinggi ketika sudah memiliki nilai industri,” ujar anggota Komisi X DPR RI, Mitra Fachruddin.

Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Enrekang, Ilham Kadir, menjelaskan bahwa literasi akan hidup jika menghadirkan peran keluarga sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya. Dan di sektor pendidikan, peran sekolah dalam menyediakan bahan bacaan dan peran serta guru dalam mendorong siswa agar memiliki keinginan untuk membiasakan membaca harus dimaksimalkan.

“Ketika Anda berilmu, tanpa menjadi pejabat pun Anda akan dihormati. Karena ilmu hanya bisa didapatkan dengan membaca, menelaah, dan mempraktikkannya,” tandas Ilham Kadir.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: