Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tanggapi Mahfud MD, Anies Tahu Mengapa Food Estate Gagal

Tanggapi Mahfud MD, Anies Tahu Mengapa Food Estate Gagal Kredit Foto: Andi Hidayat
Warta Ekonomi, Bogor -

Calon Presiden Koalisi Perubahan, Anies Baswedan menyoroti polemik kegagalan food estate yang dijalankan oleh Pemerintah Indonesia. Hal ini menjadi bagian kampanyenya dalam Pilpres 2024.

Anies mengatakan dalam menjalankan hal tersebut, seharusnya dilakukan dengan mengedepankan kesetaraan seperti melalui cooperative and contract farming (pertanian kooperatif dan kontrak). 

Baca Juga: Macam Sindir Prabowo-Ganjar, Anies: Banyak Janji tapi Tak Bersenyawa

“Justru kita harus memberdayakan para petani dan kebijakan bersifat bottom up bukan top down,” ujar Anies dilansir pada Rabu (20/12).

Jika melakukan apa yang dilakukan pemerintah sekarang, kesejahteraan petani akan sulit diciptakan lantara negara menguasai produksi (sentralisasi dan top-down). Hal ini akan membuat kepastian hasil tani hanya bagi petani di food estate (corporate based agriculture production), ekstensifikasi pertanian secara serampangan merusak ekologi, penyerapan hasil tani food estate didasarkan keputusan pemerintah pusat, dan ketimpangan relasi antara petani dan korporasi.

Anies sendiri menawarkan lima pendekatan food estate. Hal itu di antaranya negara memberdayakan petani (desentralisasi dan bottom up), kepastian hasil tani dirasakan oleh petani di seluruh Indonesia (peasant and family based agriculture), intensifikasi lahan pertanian rakyat dan ekstensifikasi berdasarkan kelestarian ekologi, kepastian penyerapan hasil tani lokal oleh BUMN/BUMD/Mitra melalui skema kontrak, dan kerja sama yang setara antara petani melalui koperasi/Gapoktan dan BUMN/BUMD/Mitra.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Meko Polhukam) Mahfud MD mengatakan proyek food estate telah gagal. Dia menjelaskan kegagalan itu disebabkan ketersediaan lahan pangan yang tidak ditopang ketersediaan petani.

Baca Juga: Anies Baswedan Mengaku Ingin Wujudkan Revolusi Agromaritim

“Mengapa? karena kita menyiapkan lahan yang luas, tapi tidak mempertimbangkan bahwa lahan yang luas dengan modal yang besar itu membutuhkan petani. Sementara itu, lahan yang ditawarkan itu sepi, siapa yang berminat bertani di sana?” kata Mahfud dalam sebuah acara diskusi online di Youtube.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: