Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Punya Peluang Besar, Penjualan Jamu dan Obat Herbal Diproyeksikan Tembus Rp23 triliun di 2025

Punya Peluang Besar, Penjualan Jamu dan Obat Herbal Diproyeksikan Tembus Rp23 triliun di 2025 Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada tanggal 6 Desember 2023, jamu resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO dalam sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kasane, Botswana. Dengan adanya pengakuan UNESCO, diharapkan jamu akan semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat dunia. Hal ini akan memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi Indonesia.

PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) sebagai pelaku usaha yang telah puluhan tahun konsisten melestarikan jamu dan menjadikan jamu sebagai minuman kesehatan yang bermanfaat turut bangga atas penetapan Jamu sebagai Warisan Budaya TakBenda oleh UNESCO ini.

MRAT menyadari pentingnya upaya pelestarian jamu. Bahkan sejak pertama kali didirikan di tahun 1975, Mustika Ratu yang dirintis oleh BRA Mooryati Soedibyo memulainya dengan berjualan jamu di skala rumahan dan UMKM. Hingga kini, MRAT telah berkembang pesat. Menembus pasar ekspor sudah dilakukan sejak puluhan tahun yang lalu. Baca Juga: Kementerian ESDM Buka Kemungkinan Ekspor Green Hydrogen dari Indonesia

MRAT bahkan fokus memaksimalkan potensi obat herbal tradisional selama pandemi. Dilansir dari Berita Satu, produk-produk seperti vitamin, suplemen herbal dan madu merupakan sejumlah barang yang mengalami peningkatan permintaan saat wabah corona melanda. 

Presiden Direktur MRAT, Bingar Egidius Situmorang mengatakan, peluang biofarmaka sangatlah besar di Indonesia. Dengan dukungan para pemangku kepentingan, Indonesia tentu bisa memaksimalkan diri sebagai eksportir suplemen kesehatan herbal.

"Menurut analisis Euromonitor pada tahun 2020, forecast penjualan jamu dan obat herbal nasional di Indonesia mencapai Rp23 triliun per tahun 2025. Di mana hingga tahun 2020 kemarin, sudah mencapai Rp13,8 triliun,” ungkap Bingar dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (20/12/2023).

Lebih lanjut katanya, MRAT  terus mengembangkan diversifikasi produknya namun tanpa meninggalkan fokus di beauty, natural health care dan wellness. Lalu MRAT terus berinovasi dalam mengembangkan produk jamu modern. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing jamu Indonesia di pasar global.

"Salah satu inovasi yang dilakukan MRAT adalah dengan menghadirkan produk jamu Ready to Drink (RTD). Jamu RTD merupakan jamu yang dikemas secara modern dan praktis untuk dikonsumsi," tandasnya.

Direktur MRAT Kusuma Ida Anjani menjelaskan, Mustika Ratu mengembangkan dan melakukan inovasi berkelanjutan atas jamu. Ini dilakukan dengan misi mulia agar jamu semakin dikenal akan khasiatnya. Baca Juga: UNESCO Takjub Akan Bahasa Indonesia, Begini Tanggapan DPR!

"Kami selalu mengeksplorasi cara-cara baru dan inovatif untuk mengangkat jamu Indonesia makin diakui dunia. Keberhasilan produk jamu Mustika Ratu hingga diterima oleh konsumen global membuktikan bahwa produk lokal bisa menembus pasar mancanagara," tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: