PT PLN (Persero) menghadirkan dua Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas masing-masing 30 Kilowatt peak (KWp) dilengkapi battery storage di Kampung Samanente dan 20 KWp di Kampung Konderjan, Kabupaten Sarmi, Papua.
PLTS yang akan menyuplai listrik bersih di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) sehingga terang benderang sekaligus mendorong transisi energi di Indonesia berasal dari pemanfaatan dana Penyertaan Modal Negara (PMN).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, sudah menjadi tugas PLN untuk menghadirkan listrik yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Darmawan menyebut, hadirnya dua PLTS di Sarmi selaras dengan komitmen perseroan melakukan transisi energi dan di saat yang sama memastikan seluruh saudara kita, termasuk yang tinggal di daerah 3T sekali pun, tetap dapat menikmati listrik.
Baca Juga: PLN Suplai 90 GWh Untuk CCEP Indonesia dengan Renewable Energy Certificate
“Bersama dengan pemerintah kami hadir untuk melayani masyarakat. Adanya PLN saat ini bukan semata-mata untuk menyediakan listrik, tetapi juga membantu menyejahterakan masyarakat. PLTS ini bukan hanya akan hadir untuk dua Kampung dari Kabupaten Sarmi, tetapi akan hadir untuk seluruh Papua,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (21/12/2023).
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Budiono mengatakan, pembangunan PLTS di Kabupaten Sarmi adalah strategi pemerintah dan PLN menghadirkan listrik andal di daerah terilosir, dengan memanfaatkan sumber daya setempat.
Selain PLTS, PLN juga membangun Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 2 kilometer sirkit (kms) di Kampung Samanente dan 3 kms pada Kampung Konderjan untuk suplai ke pelanggan dan fasilitas umum.
"Kami berharap suplai yang telah diberikan oleh PLN akan meningkatkan aspek kehidupan masyarakat. Baik itu pendidikan, ekonomi, bisnis, dan industri daerah untuk jangka panjang,” ujar Budiono.
Baca Juga: Dari Akselerasi EBT Hingga Pensiun Dini PLTU, PLN Berhasil Jaring 14 Kerja Sama Global dalam COP28
Disisi lain, Kepala Kampung Samanente, Yosep Uduas (53) mengungkapkan, masyarakat menyambut suka cita kehadiran listrik bersih PLN di kampung mereka.
Yosep berharap adanya PLTS dapat mempermudah aktivitas masyarakat dan membangun perekonomian.
“Sebelumnya, kami hanya mendapat lampu emergency dan hanya bertahan kurang lebih satu sampai dua tahun, setelah itu rusak. Setelah dipasang PLTS, anak-anak sudah bisa belajar saat malam hari," ujar Yosep.
Yosep mengatakan, sebelumnya karena suplai listrik yang terbatas, masyarakat harus mengandalkan pelita dengan minyak tanah yang harganya mencapai Rp50 ribu per lima liter.
Dengan kehadiran PLTS ini, Yosep optimis tidak hanya penerangan masyarakat terjamin, tetapi juga memungkinkan penggunaan alat-alat listrik yang dibutuhkan masyarakat.
"Terimakasih PLN, atas penyediaan listriknya. Saat ini rumah ibadah dan rumah sakit bisa menyala 24 jam tanpa mengandalkan genset,” ucapnya.
Sementara itu,Penjabat (Pj) Bupati Sarmi, Markus Mansnembra, mengapresiasi kerja keras PLN menghadirkan listrik yang sudah lama dinantikan masyarakat yang tinggal di daerah terisolir di Kabupaten Sarmi.
Markus berharap hadirnya listrik mampu mendorong masyarakat menjadi lebih produktif.
“Atas nama pemerintah daerah, kami menyampaikan rasa terima kasih kepada PLN dengan pembangunan dua PLTS yang dapat memaksimalkan produktivitas masyarakat. Kepada masyarakat saya ucapkan selamat, tidak lagi gelap dan mohon apa yang sudah dibangun bisa dijaga bersama-sama,” ujar Markus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement