“Aksi Ganjar dan elite PDIP menolak kehadiran timnas Israel yang membuat batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 berujung pada merosotnya elektabilitas, hingga memaksa PDIP mempercepat deklarasi pencapresan Ganjar pada bulan April 2023,” jelas Hatta.
Sempat berangsur-angsur pulih, elektabilitas PDIP kembali ambyar setelah Prabowo-Gibran didaftarkan maju sebagai peserta Pilpres 2024. Sebaliknya dengan Gerindra yang terus melejit, tercatat kenaikan elektabilitasnya hampir 7 persen dibandingkan dengan pada awal 2023.
Baca Juga: Anies Ogah Pindahkan Ibu Kota, PSI Ungkit Soal Amanat UU IKN
Menyusl di tiga besar, Golkar mengalami kenaikan elektabilitas dari kisaran 7-8 persen kini menyentuh 10,1 persen,.
“Jika trennya terus naik, bisa jadi Golkar mengejar elektabilitas PDIP dan menjadi ancaman baru bagi pemenang Pemilu 2014 dan 2019 itu,” Hatta mewanti-wanti.
Selain Gerindra dan Golkar, partai-partai anggota koalisi pengusung Prabowo-Gibran lainnya juga naik tipis, yaitu Demokrat (6,8 persen) dan PSI (6,4 persen). Di jajaran papan menengah ke bawah ada PAN (3,3 persen), Gelora (1,3 persen), PBB (0,8 persen), dan Garuda (0,1 persen).
Sementara itu PPP yang turut mengusung Ganjar-Mahfud kembali melemah elektabilitasnya menjadi 2,1 persen. Lalu ada Perindo (1,6 persen) dan Hanura (0,2 persen), yang sama-sama berada pada jajaran menengah ke bawah.
Di kubu Anies-Cak Imin, hanya PKB yang menduduki peringkat lima besar dengan elektabilitas mencapai 6,5 persen. Berikutnya PKS yang nyaris tergelincir di bawah parliamentary threshold menjadi 4,0 persen, dan di bawahnya ada Nasdem (2,5 persen) dan Ummat (0,4 persen).
Dua partai baru lainnya masih belum menyatakan dukungan terhadap salah satu capres dan sama-sama nihil elektabilitasnya, yaitu PKN dan Buruh. Sisanya sebanyak 18,4 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
“Partai-partai yang tidak memiliki asosiasi dengan figur capres atau cawapres memang harus berjuang lebih keras karena sulit mendapatkan coattail effect,” pungkas Hatta. Partai-partai tersebut harus merumuskan strategi yang tepat agar bisa mendongkrak elektabilitas.
Baca Juga: Alumni Muda UII Dukung Prabowo Gibran dan bergabung ke Pandawa Lima
Survei CPCS dilakukan pada 7-14 Desember 2023, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement