Survei JRC: Approval Rating 80,2%, Suara Jokowi Tentukan Juara di Pilpres 2024
Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Berbeda dari presiden sebelum-sebelumnya, keberpihakan Jokowi pada Pilpres 2024 dilatari pada laju pembangunan yang tidak cukup jika mengacu pada batasan periodisasi dalam konstitusi. Indonesia tengah bergerak pada arah yang tepat untuk mencapai visi menjadi negara maju.
Kesalahan dalam mencetak kepemimpinan nasional selanjutnya bisa berdampak serius terhadap gerak maju bangsa. Apakah Indonesia akan berjalan sesuai jalur, atau bahkan ada percepatan, melangkah ragu-ragu, bahkan bisa jadi berbalik mundur, sangat ditentukan pada Pilpres kali ini.
Baca Juga: Prabowo Lontarkan Gagasan Ridwan Kamil pada Debat Capres Ke-3
“Tingginya approval rating terhadap Presiden Jokowi yang mencapai 80,2 persen menunjukkan bahwa keberpihakan Jokowi menjadi faktor penentu terhadap kemenangan pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2024,” kata Direktur Komunikasi JRC Alfian P di Jakarta pada Senin (8/1).
Menurut Alfian, faktor keberpihakan Jokowi terbukti berpengaruh jika melihat tingginya elektabilitas Prabowo-Gibran dibandingkan kedua pasangan capres-cawapres yang lain. “Bahkan sangat besar peluangnya untuk Prabowo-Gibran bisa memenangkan Pilpres dalam satu putaran,” tandas Alfian.
Posisi Prabowo-Gibran yang sangat mendukung wacana keberlanjutan ditegaskan pada sesi debat capres maupun cawapres yang telah diselenggarakan oleh KPU.
“Prabowo lebih tampak sebagai petahana yang sangat membela kebijakan Jokowi dari serangan capres lainnya,” tegas Alfian.
Hal serupa sulit dilakukan oleh pasangan Ganjar-Mahfud yang terkesan ambigu. “Pada satu sisi Ganjar mengklaim bakal melanjutkan program Jokowi, tetapi di sisi lain juga gencar melancarkan serangan dan kritik terhadap apa yang telah dilakukan oleh Jokowi,” jelas Alfian.
Posisi lebih mudah diambil oleh pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang jelas-jelas menggaungkan wacana perubahan. “Hanya saja Anies-Muhaimin cenderung melawan arus utama publik yang justru menginginkan keberlanjutan, bukannya perubahan,” terang Alfian.
Hasilnya, meskipun elektabilitas Anies-Muhaimin cukup tinggi hingga menggeser Ganjar-Mahfud, tetapi ada batas dukungan publik yang sulit ditembus. “Anies-Muhaimin akan sangat mengandalkan suara ketidakpuasan terhadap Jokowi yang persentasenya minoritas,” pungkas Alfian.
Baca Juga: Bukan Konfrontasi Senjata, Anies Ungkit Serangan Judi Online hingga Peretasan di Indonesia
Survei Jakarta Research Center (JRC) dilakukan pada 26-31 Desember 2023, secara tatap muka kepada 1200 responden mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement