Sejumlah elemen masyarakat yang terdiri dari aktivis mahasiswa, Pemuda Lampung Tengah, Pegiat Sosial, dan Pegiat Pemilu dan Demokrasi membedah Buku Hitam Prabowo Subianto: Sejarah Kelam Reformasi 1998. Kegiatan itu dihelat di Padang Ratu, Lampung Tengah, Lampung Kamis (18/1/2023).
Perwakilan Pemuda Lampung Tengah Bergerak, Uj Irmansyah mengatakan, menyebut tujuan diskusi dan bedah buku ini adalah untuk mengingatkan kembali sejarah Indonesia pada masa reformasi. Peristiwa kelam masa lalu, kata dia tidak bisa dilupakan begitu saja, sebab catatan hitam itu telah mencederai demokrasi dan hak asasi manusia.
“Tujuan kita diskusi di sini adalah bukan untuk mencari tahu siapa yang salah dan siapa yang benar, melainkan kita berkumpul di sini untuk mengetahui sejarah, fakta dan data-data yang terjadi pada masa lalu di Indonesia,” kata dia.
"Ini harus menjadi spirit gerakan generasi kita pada hari ini. Bahwa, kita tidak mungkin ada dan hidup bebas pada hari ini tanpa adannya generasi 98 yang memperjuangkan kebebasan tersebut," imbuhnya.
Baca Juga: Aktivis Hingga Akademisi Bedah Buku Hitam Prabowo di Tasikmalaya
Di tempat yang sama, Aktivis Milenial dan Tokoh Pemuda Lampung, Syarif Hidayatullah, mengatakan Buku Hitam Prabowo menceritakan fakta sejarah, Prabowo Subianto yang juga calon presiden nomor urut 01 itu kata dia mesti bertanggung jawab penuh atas berbagai tragedi 1998 seperti penculikan aktivis.
"Buku ini merefleksikan dan mengajak kepada kita semua untuk menghidupkan api perjuangan untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusian," jelas Syarif.
Sebagai negara hukum, Prabowo kata Syarif seharus ditangkap dan diadili sebagai pelaku pelanggar HAM, namun hingga kini Menteri Pertahan itu tak pernah dimintai pertanggungjawabannya, Prabowo kata dia seolah-olah kebal hukum.
"Kita semua senantiasa bersuara bahwa perjuangan kemunusian adalah abadi yang harus disuarakan oleh semua pihak termasuk aktivis mahasiswa dan aktivis sosial," kata Syarif.
Sementara itu, Pegiat Hukum dan HAM Syaiful Hidayatullah, mengatakan berbagai tragedi pelanggaran HAM kerap kali melibatkan alat-alat negara dan elemen kekuasaan.
Baca Juga: Aktivis dan Pemuda Bekasi Bedah Buku Hitam Prabowo dan Suksesi Pilpres 2024
"Dalam konteks pelanggaran HAM Berat masa lalu seperti tragedi penghilangan paksa aktifis, tragedi Mei 98, tragedi Papua dan Timor Leste seperti terungkap dalam Buku Hitam Prabowo Subianto ini, negara berlindung di balik stabilitas nasional atau keamanan negara," jelas Syaiful.
"Sebagai Pegiat Hukum dan HAM, tentu mendorong persoalan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, harus diproses secara hukum melalui pengadilan adhock," tambahnya memungkasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement